Separuh Danau Dunia Mengering, Manusia Harus Hemat Air
Lebih dari separuh danau terbesar di dunia kehilangan air. Penyebab utamanya adalah perubahan iklim dan aktivitas manusia. Sebuah metode baru untuk melacak tren penyimpanan air danau dapat membantu para ilmuwan melindungi sumber daya air.
"Ini adalah penilaian komprehensif pertama tentang tren dan pendorong variabilitas penyimpanan air danau global berdasarkan rangkaian satelit dan model," kata penulis utama studi sekaligus peneliti iklim di University of Virginia dan Cooperative Institute for Research In Environmental Sciences (CIRES), Fangfang Yao, dikutip dari Tech Explorist.
Balaji Rajagopalan, rekan peneliti di CIRES dan profesor teknik di University of Colorado Boulder, menyebutkan bahwa mereka memiliki informasi yang cukup bagus tentang danau ikonik seperti Laut Kaspia, Laut Aral, dan Laut Salton.
"Tetapi jika Anda ingin mengatakan sesuatu dalam skala global, Anda memerlukan estimasi level dan volume danau yang andal. Dengan metode baru ini, kami dapat memberikan wawasan tentang perubahan level danau global dengan perspektif yang lebih luas," sebutnya.
Para ilmuwan menggunakan data satelit untuk melacak ketinggian air 1.972 danau terbesar di dunia antara tahun 1992 hingga 2020. Mereka menemukan bahwa 53% danau kehilangan air selama periode ini. Para peneliti mengatakan bahwa perubahan iklim dan konsumsi air manusia adalah penyebab utama penurunan ini.
Danau di seluruh dunia kehilangan air, termasuk daerah kering dan basah. Hal ini disebabkan kombinasi faktor, termasuk perubahan iklim, konsumsi manusia, dan sedimentasi. Hilangnya air danau merupakan masalah serius, karena danau menyediakan sumber air yang penting untuk minum, irigasi, dan rekreasi. Penulis penelitian memperkirakan bahwa 2 miliar orang tinggal di cekungan danau yang mengering.
Studi ini juga memberikan beberapa harapan, karena menunjukkan bahwa tren kehilangan air danau dapat dibalik. Misalnya, penulis mencontohkan Danau Tujuh di Armenia, yang telah meningkatkan kapasitas penyimpanan air dalam beberapa tahun terakhir berkat undang-undang konservasi.
Para penulis studi tersebut menyerukan penelitian lebih lanjut tentang penyebab hilangnya air danau dan pengembangan kebijakan untuk mengatasi masalah ini. Mereka juga mendesak pemerintah dan individu untuk mengambil langkah-langkah untuk menghemat air.
Data satelit menunjukkan bahwa lebih dari separuh danau terbesar di dunia kehilangan air. Penurunan ini paling terlihat di Belahan Bumi Utara dan kemungkinan disebabkan oleh perubahan iklim dan aktivitas manusia.
Studi ini memberikan wawasan baru tentang krisis air global dan menyoroti perlunya praktik pengelolaan air yang lebih berkelanjutan. Setidaknya, menurut para peneliti, beberapa hal berikut dapat dilakukan untuk membantu melestarikan danau:
- Kurangi konsumsi air dengan mandi lebih singkat, memperbaiki keran yang bocor, dan lebih jarang menyiram rumput
- Menghemat air di tempat kerja dengan mematikan lampu dan peralatan saat tidak digunakan dan menggunakan peralatan hemat air
- Mendukung kebijakan yang mempromosikan konservasi air dan pengelolaan air yang berkelanjutan.
"Dengan mengambil langkah-langkah ini, kita dapat membantu melindungi danau kita dan memastikannya terus menyediakan air yang kita butuhkan," kata para peneliti.
Simak Video "Jokowi Tagih Janji USD 100 Miliar dari Negara Maju untuk Atasi Iklim"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/afr)