• Home
  • Berita
  • Seberapa Berguna Kipas Angin di Cuaca Panas?

Seberapa Berguna Kipas Angin di Cuaca Panas?

Redaksi
Apr 08, 2024
Seberapa Berguna Kipas Angin di Cuaca Panas?
Jakarta -

Saat cuaca panas, menyalakan kipas angin menjadi andalan banyak orang. Namun menurut ilmuwan, kipas angin dalam suhu yang sangat panas cenderung tidak ada gunanya.

Gelombang panas parah kian sering terjadi karena pemanasan global, sehingga jika tak ada pendingin udara, bisa memakai kipas angin. Nah, riset baru yang dipimpin Robert Meade di Unit Penelitian Fisiologi Manusia dan Lingkungan di the University of Ottawa, menggunakan pemodelan keseimbangan panas manusia untuk menguji efektivitas kipas angin.

Dalam sejumlah skenario, ditemukan kipas angin tidak menurunkan suhu inti secara signifikan pada panas tinggi. Dan tentu saja, pendinginan dengan kipas angin tidak sebanding dengan AC.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kipas angin memang meningkatkan penguapan keringat, namun efek ini tidak cukup kuat untuk menurunkan suhu internal tubuh Anda secara signifikan ketika cuaca sudah sangat panas, di atas 33-35 C," kata Meade yang dikutip detikINET dari Newsweek.

"Pada orang lanjut usia, yang kemampuan berkeringatnya berkurang, kipas angin memberi manfaat pendinginan lebih sedikit. Faktanya, bahkan pada orang dewasa yang lebih muda, kipas angin hanya memberikan sebagian kecil dari daya pendinginan AC," paparnya.

ADVERTISEMENT

Jadi, kipas angin memang dapat mendinginkan dengan baik pada suhu sedang, namun lain ceritanya jika suhu sangat panas. Penelitian terbaru, diterbitkan di jurnal Lancet Planetary Health, menilai lembaga kesehatan harus terus mengimbau masyarakat untuk menghindari penggunaan kipas angin ketika suhu lebih tinggi dari 35 C.

Hal ini terutama berlaku pada individu dengan kapasitas berkeringat yang terganggu, seperti orang dewasa umur 65 tahun atau lebih tua. Disarankan untuk meningkatkan akses ke metode pendinginan lain, seperti AC atau pendingin evaporatif.

"Menjaga suhu dalam ruangan tetap sejuk penting bagi individu yang rentan, namun strategi pendinginan seperti AC bisa memakan biaya dan berbahaya bagi lingkungan," kata Meade.

"Kipas angin tetap berperan penting dalam hal ini, karena kipas angin bisa efektif untuk mendinginkan suhu yang lebih rendah, artinya kita tidak perlu menyetel AC terlalu rendah. Namun, saat cuaca menjadi sangat panas, kipas angin saja tidak akan berfungsi," lanjutnya.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ketika perubahan iklim memburuk, gelombang panas ekstrem akan menjadi lebih sering terjadi. Artinya masyarakat harus beradaptasi terhadap perubahan suhu.



Simak Video "BMKG: 2024 Diperkirakan Lebih Panas dari 2023"
[Gambas:Video 20detik]
(fyk/fyk)
back to top