• Home
  • Berita
  • Sanksi FIFA Menanti Tragedi Kanjuruhan, Netizen: RIP Sepakbola Indonesia

Sanksi FIFA Menanti Tragedi Kanjuruhan, Netizen: RIP Sepakbola Indonesia

Redaksi
Oct 02, 2022
Sanksi FIFA Menanti Tragedi Kanjuruhan, Netizen: RIP Sepakbola Indonesia

Ratusan orang tewas dalam tragedi Kanjuruhan usai pertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu malam (1/10). Ajang sepakbola yang pada dasarnya untuk dinikmati dengan suka cita mendadak jadi duka cita digemakan netizen di linimasa.

Pada dasarnya olahraga seperti sepakbola jadi hiburan keluarga, semua kalangan umur sampai anak-anak menonton tim kesayangan bertanding di stadion kebanggaan masing-masing.

Namun apa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan semalam, Indonesia mendadak diselimuti awan gelap. Suporter yang merangsek masuk ke lapangan dibubarkan oleh aparat keamanan, salah satunya dengan menggunakan gas air mata.

Di sisi lain, Timnas Indonesia di bawah asuhan Shin Tae-yong sedang menanjak. Timnas Indonesia U-20 dan senior sudah dibawa pria asal Korea Selatan itu ke pentas Asia. Terlebih lagi, Indonesia telah ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20

Dengan lebih 129 orang tewas dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan itu, sanksi FIFA tentunya menanti, yang bisa saja itu menghukum sepakbola Indonesia, baik dari level klub maupun timnas.

[Gambas:Twitter]

[Gambas:Twitter]

[Gambas:Twitter]

[Gambas:Twitter]

[Gambas:Twitter]

[Gambas:Twitter]

Tragedi Kanjuruhan yang menelan korban 127 itu menempatkan kejadian kelam semalam sebagai tragedi sepakbola terbesar kedua di dunia.

"Telah meninggal 127 orang, dua di antaranya anggota Polri," ujar Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta, kepada wartawan di Polres Malang, seperti dilansir dari detikJatim, Minggu (2/10/2022).

Tragedi pertama itu saat babak kualifikasi Olimpiade Tokyo antara Peru vs Argentina dan sudah berlalu lebih dari setengah abad lalu yang menewaskan 328 orang.

Adapun tragedi Hillsborough yang merupakan sejaram suram sepakbola Inggris yang menelang korban jiwa hingga 96 orang pada 1989 silam.

Apapun itu, tidak ada sepakbola seharga nyawa manusia!

back to top