Robot di Amerika Serikat vs Jepang, Konsepnya Bertolak Belakang

Di Jepang, kita mengenal Doraemon. Di Amerika Serikat, kita mengenal Terminator. Ini menandakan perbedaan konsep robot antara dua negara tersebut. Hal ini dibahas dalam acara Diaspora Talk Homecoming 'AI: Masa Lalu, Sekarang dan Masa Depan' oleh BRIN, Rabu (30/8/2023).
"Di Jepang, seperti Doraemon, kita tahu robot yang sangat bersahabat dengan manusia. Sedangkan di Barat, sampai sekitar tahun 90-an, konsep robot itu seperti Terminator, sesuatu yang mengerikan yang mungkin menjadi musuh bagi kita. Jadi ada semacam perbedaan filosofi," kata Prof Pitoyo Peter Hartono dari School of Engineering Chukyo University.
Bekerja di Negeri Sakura, Prof Pitoyo melihat sendiri bagaimana robot dimaknai di sana. Menurutnya, robot di Jepang dikembangkan untuk membantu aktivitas warganya, bahkan bisa membantu orang menjadi lebih produktif meski memiliki keterbatasan. Layaknya Doraemon yang selalu ramah dan membantu orang di sekelilingnya,
Contohnya adalah pemanfaatan robot untuk membantu pasien dengan kondisi amyotrophic lateral sclerosis (ALS) yang terbatas geraknya. Di sana, dikembangkan robot untuk menjadi versi avatar penyandang ASL yang berkeliling kota.
Selain bisa membantu pejuang ALS merasakan sensasi berjalan-jalan di luar ruangan, robot avatar mereka bisa dioperasikan untuk menjalankan pekerjaan di dunia nyata. Misalnya, dia menjadi pelayan di kafe. Robot yang ada di kafe itu nantinya akan dioperasikan oleh penyandang ASL dari jarak jauh.
Sejarah kata robot
Fakta menarik, 'robot' pertama kali diucapkan oleh seorang bernama Karel Čapek. Dia merupakan seorang penulis novel fiksi. Kata 'robota' dituliskan dalam bukunya yang berjudul 'Rossum's Universal Robots'.
"Dalam drama itu ada entitas yang dinamakan robota. Dia mengartikan robota sebagai buruh pengganti manusia. Tapi dalam perkembangannya, timbul semacam kecerdasan pada robota-robota ini dan mereka merasa diperbudak," kisah Prof Pitoyo.
"Karena itu mereka berontak dan menghabisi manusia. Jadi ceritanya seperti Terminator tapi 100 tahun lebih dulu, cerita ini tidak berakhir dengan baik," tutupnya.
Simak Video "Sederet Robot yang Dipamerkan di WAIC"
[Gambas:Video 20detik]
(ask/ask)