• Home
  • Berita
  • Ritual Suku Maya Kuno Berkati Lapangan Bola Pakai Tanaman Memabukkan

Ritual Suku Maya Kuno Berkati Lapangan Bola Pakai Tanaman Memabukkan

Redaksi
Jul 22, 2024
Ritual Suku Maya Kuno Berkati Lapangan Bola Pakai Tanaman Memabukkan
Jakarta -

Penelitian baru mengungkapkan bahwa pembangunan lapangan bola di kota Maya kuno Yaxnohcah kemungkinan disucikan dengan ritual menggunakan cabai dan biji morning glory, salah satu tanaman yang mengandung halusinogen.

Halusinogen adalah jenis psikotropika yang dapat menimbulkan efek halusinasi, mengubah perasaan, pikiran, dan menciptakan daya pandang berbeda sehingga seluruh suasana hati dapat terganggu.

Meskipun telah membusuk berabad-abad lalu, persembahan seremonial ini teridentifikasi dalam lapisan sedimen di bawah lapangan menggunakan analisis DNA lingkungan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti dalam budaya Barat modern, permainan bola merupakan hal yang penting di wilayah Maya, dan arena pertandingan bola sering kali dibangun dekat kuil-kuil terpenting.

Permainan seperti pok-a-tok yang mengharuskan pemain memasukkan bola melalui lingkaran batu, dan pelota, yang saat ini masih dimainkan oleh kelompok Pribumi di Meksiko dan Amerika Tengah, tidak hanya bersifat rekreasi, tetapi juga bernilai signifikan secara politik dan spiritual.

ADVERTISEMENT

Saat menggali Yaxnohcah, para arkeolog menemukan sebuah panggung yang awalnya digunakan sebagai dasar untuk bangunan rumah tangga sebelum kemudian diubah menjadi lapangan bola.

Di bawah panggung tersebut, para peneliti menemukan jejak materi genetik milik empat tanaman obat, yang mungkin dikubur untuk memberkati lapangan bola tersebut.

"Ketika suku Maya kuno membangun gedung baru, mereka memohon restu para dewa untuk melindungi orang-orang yang menghuninya," jelas penulis studi Profesor David Lentz, dikutip dari IFL Science, Senin (22/7/2024).

"Beberapa orang menyebutnya sebagai 'ritual penjiwaan' untuk mendapatkan berkat dari dan menenangkan para dewa," katanya.

Permainan pok-a-tok suku Maya kuno dilakukan dengan memukul bola melalui lingkaran. Foto: IFL Science

Sumber lain ada juga yang menyebut praktik tersebut sebagai ritual 'memperbaiki Bumi'.

"Analogi terdekat saat ini mungkin seperti ketika melakukan prosesi pemberian nama pada sebuah kapal baru," imbuh Lentz.

Dan meskipun tanaman sering disertakan dalam persembahan ini, menemukan kumpulan semacam itu sebelumnya terbukti mustahil karena bahannya sendiri telah lama membusuk. Namun, dengan menggunakan probe khusus yang sangat sensitif terhadap spesies lokal, penulis studi dapat mendeteksi fragmen DNA milik empat tanaman di sedimen sekitarnya.

Dari semua itu, yang paling menarik adalah sejenis morning glory yang dikenal secara lokal sebagai xtabentun, yang bijinya mengandung senyawa psikedelik dengan struktur yang mirip dengan LSD.

Saat ini, madu yang dikumpulkan dari lebah yang memakan serbuk sari xtabentun digunakan untuk menyeduh mead di Meksiko selatan. Mead adalah minuman beralkohol yang dibuat dari madu, air, dan ragi. Sementara para pendeta suku Aztec kuno mengkonsumsi tanaman yang mereka sebut coaxihuitl (tanaman ular) itu untuk berkomunikasi dengan para dewa.

Sumber-sumber tertulis menunjukkan bahwa tanaman ini kemungkinan besar digunakan oleh suku Maya kuno untuk ritual mabuk-mabukan dan ramalan, meskipun hingga kini tidak ada bukti arkeologis yang pernah ditemukan mengenai penggunaan xtabentun dalam konteks suku Maya.

DNA cabai juga terdeteksi, yang menunjukkan bahwa tanaman ini, yang juga digunakan sebagai obat dan untuk ramalan perdukunan, hadir dalam bungkusan seremonial.

"Jauh dari sekadar bumbu, cabai dianggap penyembuh sakti dalam tradisi Maya, dan terus digunakan sebagai pengobatan untuk tuberkulosis, persalinan, diare, darah dalam tinja atau urin, sakit telinga, wasir, luka kulit, radang sendi, dan asma," penulis menjelaskan.

Dalam sampel DNA lingkungan mereka, para peneliti juga mengidentifikasi jenis kayu tombak obat dan daun pohon yang dikenal sebagai jool. Bahan yang disebut terakhir mungkin digunakan untuk membalut bungkusan upacara.

"Karena sifat halusinogennya, penemuan xtabentun menunjukkan bahwa tujuan pengumpulan yang tidak biasa ini mungkin terkait dengan ramalan," tulis penulis studi.

"Akan tetapi, kemungkinan yang lebih kuat adalah bahwa ini merupakan bagian dari ritual penjiwaan atau perbaikan Bumi yang dirancang untuk menenangkan para dewa dengan cara yang akan memastikan berkat mereka dalam aktivitas selanjutnya yang terkait dengan lapangan bola seremonial yang baru dibangun," imbuh mereka.



Turis Belanda Coret-coret Dinding Bangunan Romawi Kuno di Italia

Turis Belanda Coret-coret Dinding Bangunan Romawi Kuno di Italia


(rns/fay)
back to top