Review Nothing Ear (2): Bentuk Familiar, Suara Makin Cetar

Nothing kembali meramaikan pasar true-wireless stereo (TWS) di Indonesia dengan meluncurkan Ear (2). Earbuds anyar ini menjadi perangkat generasi kedua pertama yang diluncurkan Nothing di Indonesia, menyusul Nothing Ear (1).
Dilihat sekilas, Nothing Ear (2) terlihat sangat mirip seperti pendahulunya. Tapi perusahaan besutan Carl Pei ini mengklaim telah menyematkan banyak fitur dan peningkatan baru di Ear (2).
Tidak hanya sederet fitur baru, Nothing Ear (2) juga dibanderol dengan harga yang lebih tinggi di Tanah Air. Apakah harga yang lebih mahal ini sebanding dengan performanya? Yuk simak review lengkapnya berikut ini.
Desain
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, Nothing Ear (2) benar-benar mirip seperti pendahulunya. Masih mengandalkan desain serba transparan, mulai dari charging case sampai buds-nya.
Bentuk charging case-nya juga masih kotak dengan plastik berwarna bening dengan nuansa putih dan silver sehingga bagian dalamnya bisa langsung kelihatan. Untungnya plastik yang digunakan lebih tebal dibandingkan generasi sebelumnya sehingga tidak mudah meninggalkan bekas goresan.
Ukuran charging case-nya sedikit lebih besar ketimbang earbuds bertangkai lainnya yang ada di pasaran. Tapi setidaknya material plastik yang digunakan tidak licin sehingga memudahkan handling.
Di sisi kanan charging case terdapat port USB-C untuk mengisi daya dan tombol setup untuk mulai memasangkan Nothing Ear (2) ke perangkat lain. Di dalam kotak charging terdapat lampu indikator baterai yang akan menyala setiap case dibuka dan saat pengisian daya.
Nothing Ear (2) Foto: Virgina Maulita Putri/detikINET |
Beralih ke buds-nya, Nothing Ear (2) masih mempertahankan desain buds in-ear yang bertangkai. Desain transparannya juga masih sama seperti pendahulunya, bedanya tulisan di tangkainya adalah Nothing Ear (2).
Buds-nya masih didominasi warna putih dengan nuansa hitam, silver, dan sedikit merah yang membuat tampilannya terkesan futuristik. Namun dengan ear tips yang juga berwarna putih, pengguna harus lebih berhati-hati agar buds tidak kelihatan kotor.
Buds-nya masing-masing memiliki bobot hanya 4,5 gram yang membuatnya terasa ringan dan nyaman di telinga meski digunakan berlama-lama. Sedangkan case-nya memiliki ketebalan 22 mm dengan bobot 51,9 gram.
Di dalam kotak kemasannya, Nothing menyediakan buku panduan, ear tips berukuran S, M, dan L, serta kabel Type-C tanpa kepala charger. Oh iya, kemasan Nothing Ear (2) juga bebas plastik yang menjadi nilai plus untuk brand yang bermarkas di Inggris ini.
Aplikasi dan kontrol
Nothing mengubah metode kontrol di Ear (2). Jika sebelumnya Ear (1) dikontrol dengan sentuhan, Nothing Ear (2) dikontrol dengan menekan ujung tangkai earbuds, mirip seperti kontrol di Apple AirPods.
Jika bagian tangkai ditekan, buds akan mengeluarkan suara klik untuk memastikan bahwa 'tombol' sudah ditekan. Cara ini tentu lebih baik ketimbang kontrol sentuh karena tidak perlu khawatir salah tekan.
Kontrol yang disediakan secara default cukup sederhana, misalnya tekan sekali untuk pause/play dan tekan dua kali untuk memutar lagu selanjutnya. Namun Nothing memberikan kebebasan bagi pengguna untuk mengkustomisasi kontrol sesuai keinginan lewat aplikasi Nothing X.
Nothing Ear (2) dan aplikasi Nothing X Foto: Nothing |
Nothing X menjadi pusat kendali untuk semua perangkat TWS buatan Nothing, termasuk Ear (2). Aplikasi ini tersedia di Google Play Store untuk Android 5.1 ke atas, dan Apple App Store untuk iOS 11 ke atas. Untuk konektivitasnya sendiri Nothing Ear (2) mengandalkan Bluetooth 5.3.
Dengan aplikasi ini pengguna bisa mengutak-atik pengaturan dan fitur di Nothing Ear (2) sesuai keinginan. Misalnya kustomisasi kontrol, equalizer, active noise cancellation (ANC), hingga memperbarui firmware earbuds. Untuk fitur lengkap yang diusung Nothing Ear (2) dan aplikasi Nothing X akan dijelaskan di bagian berikutnya.
Fitur
Nothing Ear (2) dibekali dengan sederet fitur baru yang dapat diakses lewat aplikasi Nothing X. Salah satunya Personal Sound Profile yang bisa menyesuaikan profil audio sesuai dengan kemampuan pendengaran pengguna.
Untuk mendapatkan profil audio, pengguna harus mengikuti tes yang ditenagai oleh aplikasi Mimi. Tesnya sendiri cukup sederhana, pengguna cukup menekan dan menahan tombol di layar saat mendengar suara 'beep' di tengah background noise. Prosesnya memakan waktu kurang lebih lima menit.
Selanjutnya pengguna bisa mengatur Personalised ANC di mana fitur peredam bising ini bisa disesuaikan dengan sensitivitas pendengaran pengguna. Prosesnya cuma memakan waktu beberapa detik, tapi pastikan kalian berada di ruangan yang cukup berisik saat melakukan tes.
Bicara soal ANC, Nothing Ear (2) dilengkapi dengan pengaturan noise control yang cukup detail. Lewat aplikasi Nothing X, pengguna bisa memilih untuk mengaktifkan ANC, mengaktifkan mode transparan untuk mendengar suara di background, atau mematikan ANC.
Nothing Ear (2) Foto: Virgina Maulita Putri/detikINET |
Jika ANC diaktifkan, aplikasi Nothing X menawarkan tiga opsi intensitas yaitu low, mid, dan high. Semakin tinggi intensitasnya, tentu akan semakin rakus baterai.
Nothing juga memberikan opsi Adaptive yang bisa mendeteksi suara di sekitar pengguna dan menyesuaikan level ANC sesuai dengan kondisi sekitar. Opsi ini bisa jadi pilihan bagi pengguna yang masih ingin meredam suara bising dengan ANC tapi tetap ingin menghemat baterai.
Pengguna juga bisa mengaktifkan ANC atau mode transparan dengan menekan dan menahan 'tombol' yang ada di tangkai earbuds. Sayangnya, untuk menonaktifkan ANC hanya bisa diatur lewat aplikasi Nothing X.
Nothing Ear (2) juga mendukung Dual Connection sehingga TWS ini bisa dihubungkan ke dua perangkat sekaligus, misalnya HP dan laptop. Jadi bisa main game di HP sambil mengenakan TWS, lalu jika ingin menonton video di laptop bisa langsung berpindah secara instan tanpa perlu menghubungkan ulang.
Selain fitur-fitur di atas, Nothing Ear (2) juga menyediakan fitur Ear Tip Fit Test yang bisa diakses di aplikasi Nothing X untuk mencari ukuran ear tips yang paling sesuai. TWS ini juga dilengkapi sertifikasi IP54 yang membuatnya tahan percikan air dan keringat, sedangkan charging case-nya memiliki sertifikasi IP55.
Kualitas suara dan baterai
Sebagai produk generasi kedua, Nothing membawa banyak peningkatan di Ear (2), tapi ukuran driver-nya masih sama yaitu 11,6 mm. Selain dukungan codec AAC dan SBC, Nothing Ear (2) kini mendukung codec LHDC 5.0 yang memungkinkan audio berkualitas Hi-Res.
Kualitas suaranya sendiri terdengar seimbang antara bass dan treble. Mendengarkan lagu yang ramai seperti 'Nautilus' dan 'The Vapours' dari Anna Meredith bisa membuat suara masing-masing instrumen terdengar jelas.
Begitu juga dengan lagu yang lebih sederhana seperti 'Hertz' dari Amyl and the Sniffers di mana suara bass dan drum benar-benar terdengar nendang, dan lengkingan gitarnya terasa tajam. Secara keseluruhan, Nothing Ear (2) lebih enak jika dipakai mendengarkan musik indie/rock, tapi TWS ini cocok dipakai mendengarkan genre apa saja.
Kualitas ANC-nya juga sangat memuaskan, terutama saat dipakai commuting. Suara berisik dengan frekuensi rendah seperti deruan mesin busway dan KRL dapat diredam dengan sangat baik. Namun, untuk suara berisik dengan frekuensi tinggi, seperti ketikan keyboard apalagi suara tetangga memotong keramik, masih bisa lolos.
Mode Adaptive juga membantu jika ingin mengaktifkan ANC tapi masih ingin awas terhadap lingkungan sekitar. Namun praktiknya, mode ini agak kurang konsisten.
Kehadiran fitur baru seperti Personal Sound Profile bisa dibilang merupakan fitur yang 'nice to have' bagi pengguna yang ingin mengoptimalkan pengalaman mendengarkan musiknya. Tapi tanpa mengatur profil audio pun Nothing Ear (2) sudah menghadirkan suara yang memuaskan.
Sayangnya, peningkatan kualitas audio Nothing Ear (2) tidak dibarengi dengan daya tahan baterainya. Baterai TWS ini diklaim dapat bertahan hingga empat jam dalam sekali dengar jika ANC dalam keadaan aktif. Namun dalam penggunaan sehari-hari, baterainya hanya bisa bertahan tiga jam lebih sedikit.
Jika ANC dalam keadaan mati, waktu mendengarkan musik bisa bertambah menjadi sekitar 4,5 jam. Meski begitu, angka tersebut masih lebih rendah dari klaim Nothing yang mengatakan baterainya bisa bertahan hingga 6,3 jam.
Charging case-nya sendiri dilengkapi baterai berkapasitas 485 mAh yang dijanjikan dapat menambah daya earbuds hingga 36 jam. Nothing sudah melengkapi TWS ini dengan teknologi fast charging di mana dengan 10 menit pengisian, baterainya bisa bertahan hingga delapan jam. TWS ini juga sudah mendukung wireless charging.
Nothing Ear (2) Foto: Virgina Maulita Putri/detikINET |
Opini detikINET
Nothing Ear (2) membawa banyak penyempurnaan, terutama dari segi kualitas audio. Sepertinya Nothing benar-benar mendengarkan keluhan pengguna Ear (1) dan menggunakan feedback itu untuk meningkatkan kualitas Ear (2).
Tidak hanya suara yang semakin seimbang, Nothing Ear (2) juga memberikan ANC yang semakin pintar dalam meredam suara bising dan deretan fitur baru yang semakin meningkatkan pengalaman mendengar musik.
Namun daya tahan baterai masih menjadi isu yang seharusnya bisa diperbaiki dengan mudah untuk Nothing Ear generasi berikutnya. Secara keseluruhan, kualitas audio dan ANC yang ditawarkan Nothing Ear (2) sebanding dengan harganya yang naik jadi Rp 2,399 juta.
(vmp/vmp)