• Home
  • Berita
  • Review Canon EOS R50 Hasil Bagus Cocok Buat Konten Kreator Pemula

Review Canon EOS R50 Hasil Bagus Cocok Buat Konten Kreator Pemula

Redaksi
May 08, 2023
Review Canon EOS R50 Hasil Bagus Cocok Buat Konten Kreator Pemula
Jakarta -

Di pertengahan bulan April 2023 ini, Canon EOS R50 hadir secara resmi di Indonesia. Kamera ini dirancang untuk konten kreator pemula yang ingin memulai berkarya baik fotografi maupun videografi.

Canon EOS R50 ini adalah kamera mirrorless dengan sensor APS-C dan resolusi 24MP. Canon R50 dipaketkan dengan lensa Canon RF-S 18-55mm f/4.5-5.6, lensa yang sangat ringan dan compact. Desainnya collapsible, sehingga saat disimpan tidak makan banyak tempat.

Review Canon EOS R50. Foto: Dok. Enche tjin

Dari desain bodi kamera, R50 terlihat mirip dengan kamera mirrorless Canon M50 hanya ada sedikit perubahan misalnya lapisan tambahan bertekstur yang membalut semua bagian depan kamera juga perubahan tata letak tombol terutama di bagian atas kamera dimana ada tombol ISO di sebelah kanan pinggir dan tombol rekam video bergeser ke kiri shutter.

Setelah mencoba beberapa hari dan untuk memotret beragam subjek, saya merasa kamera ini sangat cocok untuk pemula. Mode otomatisnya cukup pintar untuk mengenali berbagai skenario sehingga untuk menghasilkan karya yang keren memungkinkan tanpa harus belajar teknik dasar foto maupun videografi terlebih dahulu.

Peningkatan fitur Video

Kamera mirrorless yang relatif mungil ini membidik content creator seperti Youtuber, vlogger pemula. Untuk video tersedia berbagai mode, yang baru di jajaran kamera Canon adalah mode Close-up demos yang mana kamera akan fokus ke subjek yang dekat dengan lensa secara otomatis, kita tidak perlu menutup wajah kita saat menunjukkan sesuatu.

Review Canon EOS R50.. Foto: Dok. Enche tjin

Review Canon EOS R50. Foto: Dok. Enche tjin

Sistem autofokus kamera berjalan dengan mulus dan baik, jika ada benda yang berada di depan, kamera akan fokus ke subjek tersebut, hanya saja kadang saat mata subjek tidak terlihat jelas seperti menutup dan kepala menunduk, autofokus kamera bisa kehilangan fokus, tapi cepat fokus kembali saat mata terlihat lagi.

Mode lain yang membantu adalah Movie IS Mode. Mode ini cocok buat membuat vlogging di luar ruangan, kamera akan berusaha untuk menstabilkan gerakan tangan yang bergerak sehingga footage video yang dihasilkan tidak terlalu bergetar atau shaky.

Kamera ini tidak memiliki built-in stabilizer, tapi adanya di lensa. Untuk perekaman video ada dua tingkat electronic stabilization, yang biasa dan yang enhance. Bedanya kalau yang enhance, video akan di cropping yang cukup dalam. Jadi kalau vlog dengan merentangkan tangan sendiri terlalu dalam crop-nya, sehingga tampilan menjadi agak sempit. Idealnya menggunakan lensa yang lebih lebar.

Fitur video lainnya yang membantu membuat konten kreatif adalah slow motion otomatis. Saat menjalankan fitur ini, resolusi maksimum video adalah FULL HD dengan perlambatan 4x (maks 100/120p).

Peningkatan dari Canon EOS M50

Sebagai kamera hybrid untuk pemula, R50 fiturnya cukup lengkap, ada jendela bidik, multi-function shoe, layar monitor putar, tombol-tombol dan dial, juga built-in flash yang semakin jarang ditemui di kamera digital saat ini. Canon R50 boleh dibilang penerus spiritual dari M50 yang sangat laris dan populer dalam lima tahun terakhir.

Dari M50 saya merasa sisi videonya banyak ditingkatkan, kualitas video 4K-nya jauh lebih baik lebih baik. Selain tanpa crop, videonya juga jauh lebih detail dan tajam. Autofokusnya tracking terutama untuk subjek orang juga lengket dan instant, tidak laggy. AF-nya memudahkan dan membuat yang memotret/merekam video juga lebih pede saat merekam vlog.

Yang saya sayangkan, lensa kit dari R50 tidak selebar yang M50. Sebagai info, lensa kit M50 itu 15-45mm, sedangkan R50 18-45mm. Perbedaan tiga milimeter di bagian lebar lensa cukup berpengaruh saat kita vlogging dengan memegang sendiri, atau untuk foto arsitektur dan pemandangan. Di sisi lain, lensa kamera DSLR Canon biasanya mulai dari 18mm. Jadi yang migrasi dari kamera DSLR mestinya akan merasa 18-55mm ini familiar.

Lensa-lensa Canon RF adalah lensa elektronik yang bisa program, contohnya ada manual focus ring yang bisa diganti menjadi fungsi lain seperti yg ada di menu. Supaya berfungsi pertama-tama kita ganti dulu fungsi manual focus ring jadi control ring di dalam menu.

Review Canon EOS R50.. Foto: Dok. Enche tjin

Kualitas Gambar

Seperti biasa, kualitas gambar yang dihasilkan Canon terasa familiar dan warnanya enak dilihat langsung dari kamera. Untuk foto dan video portrait, gambarnya cerah dan warnanya hangat khas Canon.

Review Canon EOS R50. Foto: Dok. Enche tjin

Kualitas gambar juga tergantung dari lensa yang digunakan. Saat mencoba dengan lensa kit 18-55mm, di kondisi sulit seperti backlight atau saat menghadapi cahaya langsung, bisa muncul flare. Dan lensa ini juga bukaan maksimum-nya hanya sedang saja yaitu f/4.5, tidak terlalu besar, sehingga latar belakang tidak begitu blur, kecuali kita motret sangat dekat dengan subjeknya.

Review Canon EOS R50. Foto: Dok. Enche tjin
Review Canon EOS R50. Foto: Dok. Enche tjin

Dalam review ini saya sering menggunakan mode Auto dari kamera, yang namanya Creative Assist. Mode ini simple dan langsung menghasilkan foto yang pas dari terang gelap maupun warnanya. Di kondisi yang sulit seperti kontras tinggi, mode Advanced Auto+ bisa membantu. Di mode ini, kamera akan mengambil beberapa foto dengan cepat, dan kemudian menggabungkannya menjadi satu foto dengan rentang dinamis yang luas. Istilahnya HDR (high dynamic range).

Review Canon EOS R50. Foto: Dok. Enche tjin

Mode ini kurang lebih seperti teknologi computational photography di kamera ponsel, yang sangat efektif di malam hari dalam memotret suasana kota karena lampu-lampu gedung dan jalan yang terang sangat kontras dengan pemandangan malam yang gelap.

Dalam prosesnya, kamera akan membutuhkan waktu beberapa detik untuk menggabungkan dan memproses gambar. Untuk foto kondisi backlight yang sangat parah, kamera pemula ini punya built-in flash yang membantu, kalau kita naikkan dia akan menyala untuk menerangi subjek foto. Menurut saya ini cocok buat foto portrait pemandangan, sebagai main atau fill-in light.

Kiri mode biasa, Kanan: Mode Advanced Auto+ Foto: Dok. Enche tjin
Review Canon EOS R50. Foto: Dok. Enche tjin
Dengan mode Advanced Auto+. Foto: Dok. Enche Tjin
Dengan mode biasa. Foto: Dok. Enche Tjin


Kesimpulan & Rekomendasi

Sebagai kamera pemula dengan desain yang compact tentunya fitur-fitur R50 tidak selengkap kamera profesional. R50 menggunakan baterai Canon LP-E17 yang kapasitasnya relatif kecil tapi bukan kecil sekali cukup untuk sekitar 370 foto. Untuk yang senang merekam video tentunya memerlukan baterai cadangan untuk merekam seharian.

Kamera ini juga hanya memiliki satu slot SD card dan buffer size atau nafas kamera terbatas, sehingga saat kita foto berturut-turut dengan cepat kamera akan melambat lebih cepat daripada kamera yang kelasnya lebih tinggi. Dan meskipun ada input untuk microphone external tapi tidak ada headphone jack untuk monitoring audio.

Review Canon EOS R50. Foto: Dok. Enche Tjin

Kehadiran Canon EOS R50 menandakan era baru untuk sistem kamera mirrorless Canon EOS R. Sebelumnya, sistem kamera dan lensa Canon terbagi dalam beberapa jenis mount seperti EF (DSLR), EOS M, dan R. Dengan adanya R50 ini, kedepannya Canon akan lebih fokus mengembangkan sistem kamera dan lensanya di RF mount.

Yang menurut saya perlu dikembangkan Canon selanjutnya yaitu pilihan lensa lebar untuk APS-C, misalnya 10-22mm, karena untuk vlog atau foto pemandangan yang luas sangat dibutuhkan perspektif ultra lebar.

Selanjutnya, aksesoris multifunction shoe terutama flash yang terjangkau dan compact juga dibutuhkan, mengingat shoe ini tidak ada pin tengahnya, jadi kita tidak bisa sembarangan menggunakan flash lama atau aksesoris dari pihak ketiga yang mengandalkan pin tengah untuk memicu flash. Saat ini aksesoris yang tersedia untuk hot shoe mount yaitu stereo microphone dan wireless trigger ST-E10.

Dalam beberapa tahun terakhir, Canon terus berinovasi dan meningkatkan kualitas kamera pemulanya. Canon R50 ini memiliki fitur yang lengkap dan mudah digunakan untuk foto dan video. Adanya Creative Assist & Advanced Auto+ memungkinkan untuk bisa memotret dengan santai hasil bagus. Bagi yang sudah cukup mahir bisa menggunakan mode lainnya seperti mode manual, tapi yang ingin memotret dan merekam video dengan cepat juga akan terbantu dengan berbagai mode auto-nya R50 ini.

Meskipun kamera ini termasuk untuk pemula, paket kamera & lensa yang dibanderol dengan harga di bawah Rp 15 juta ini secara fitur tidak banyak yang dikurangi, misalnya tetap ada built-in flash dan jendela bidik yang di kondisi tertentu sangat membantu fotografer. Secara keseluruhan, saya menilai kamera R50 ini cocok buat teman-teman yang sedang mencari kamera untuk foto maupun video yang mudah digunakan dan dapat menghasilkan hasil yang bagus tanpa ribet.



Simak Video "Instagram Uji Fitur Postingan Close Friend Buat di Feed"
[Gambas:Video 20detik]
(jsn/fay)
back to top