Ratusan Pegawai Apple Mau Demo Minta Naik Gaji

Ratusan pegawai Apple di Australia merencanakan aksi demonstrasi menjelang Malam Natal 2022. Tuntutan mereka? Kondisi kerja dan gaji yang lebih baik.
Aksi demo ini -- jika terjadi -- diperkirakan akan berdampak cukup besar bagi Apple di Australia. Karena penjualan produk Apple pada malam Natal biasanya akan meningkat, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Jumat (9/12/2022).
Para pegawai tersebut tergabung di serikat pekerja bernama Retail and Fast Food Worker Union (RAFFWU). Mereka meminta Apple memperbaiki jadwal kerja, hari libur dua berturut-turut, dan kenaikan gaji tahunan.
"Aksi malam Natal adalah cara dari anggota kami untuk mendapatkan kembali waktunya untuk keluarga dan teman karena manajemen terus menolak memberikan jadwal kerja yang paling dasar untuk pegawai," kata sekretaris RAFFWU Josh Cullinan.
Sebelumnya mereka memang sudah menemui pihak manajemen Apple untuk menjelaskan tuntutannya ini. Namun pihak Apple menolak menemui perwakilan asosiasi tersebut hingga Februari 2023 mendatang.
Dalam aksi demo tersebut para pegawai akan meninggalkan toko-toko Apple pada 23 Desember pukul 3 sore, dan tetap tak akan masuk hingga Malam Natal, waktu di mana penjualan untuk produk-produk Apple biasanya melonjak.
Diperkirakan aksi ini akan paling terasa dampaknya di Brisbane, Adelaide, dan Newcastle, tiga kota yang anggota RAFFWU-nya paling banyak. Juru bicara Apple menolak berkomentar mengenai penolakan negosiasi tersebut.
"Apple bangga dengan memberikan penghargaan untuk anggota tim di Australia dengan kompensasi yang besar dan benefit yang eksepsional," kata juru bicara Apple.
Sebelumnya, tepatnya pada Juni lalu, pegawai Apple di Maryland, Amerika Serikat tercatat sebagai pegawai Apple pertama yang membuat serikat pekerja di AS. Pada Kamis lalu mereka menjadwalkan pertemuan dengan Apple untuk bernegosiasi.
Mereka pun pernah melakukan aksi demo sejenis pada Oktober, juga aksi walk out dari toko pada bulan yang sama.
"Keseimbangan kerja dan kehidupan tidak bisa dinilai dengan uang. Namun yang terjadi dengan Apple adalah perjanjian di mana semua benefit yang bisa memberikan keseimbangan kerja dan kehidupan bagi pegawai dihapus," tambah seorang pegawai Apple yang menolak disebutkan namanya.