Raksasa Chip Ditegur Greenpeace karena Tak Ramah Lingkungan

Greenpeace dan dua organisasi nirlaba lingkungan hidup mengkritik Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC) karena masih terlalu banyak mengandalkan bahan bakar fosil.
Kritik tersebut diutarakan Greenpeace, Stand.earth, dan 350 Asia lewat sebuah situs bernama "Time to Chip In". Dalam kritik tersebut mereka meminta TSMC untuk mengurangi jejak karbon mereka yang sangat besar.
Pasalnya konsumsi listrik TSMC dituding sangat besar dan masih mengandalkan bahan bakar fosil. Lalu raksasa pembuat semikonduktor ini pun dianggap tak niat dalam mengurangi jejak karbonnya.
Menurut Jude Lee, deputy executive director Greenpeace East Asia, TSMC seharusnya menargetkan penggunaan energi terbarukan 100% secara global pada 2030, atau 20 tahun lebih awal dibanding komitmen awal TSMC. Tak cuma itu, Lee pun menyebut TSMC harus mempublikasikan tahapan rencananya itu.
"TSMC tertinggal dibanding perusahaan lain dalam melawan perubahan iklim, padahal mereka seharusnya menjadi pemimpin industri. TSMC punya potensi untuk membeli dan memasang atap panel surya, dan bisa mempengaruhi akselerasi transisi energi Taiwan," kata Lee.
Menurut Greenpeace, sejauh ini TSMC memang masih sangat mengandalkan bahan bakar fosil, penggunaan energi terbarukannya hanya 9% dari total penggunaan energinya selama 2021, demikian dikutip detikINET dari Scmp, Rabu (10/5/2023).
Padahal penggunaan listrik TSMC diperkirakan akan terus meningkat, bisa sampai tiga kali lipat pada 2030, atau setara dengan pemakaian listrik dari 5,8 juta orang, atau seperempat dari populasi Taiwan.
"TSMC terus mengekspansi fasilitasnya yang mengkonsumsi banyak energi dengan cepat di Asia dan Amerika Serikat, namun ekspansi ini meningkatkan permintaan bahan bakar fosil," kata Gary Cook, global climate campaigns director di Stand.earth.
"Kegagalan TSMC untuk berinvestasi di energi terbarukan akan mendekarbonasi jaringan, dan itu bukan cuma bencana iklim, namun juga menjadi risiko bisnis untuk TSMC serta konsumennya yang paling penting," tambahnya.
Dalam pernyataannya, TSMC mengaku sudah secara aktif memulai transisi ke energi terbarukan dalam proses produksi semikonduktor. Mereka juga mengaku sudah menandatangani perjanjian 20 tahun sebesar 20.000 Gigawatt-hours (GWh) energi terbarukan dengan perusahaan energi lokal bernama Ark Power.
Simak Video "Greenpeace Soal Penghadangan Aktivis: Mencederai Demokrasi!"
[Gambas:Video 20detik]
(asj/fyk)