• Home
  • Berita
  • Point Nemo, Kuburan Antariksa di Dasar Samudra

Point Nemo, Kuburan Antariksa di Dasar Samudra

Redaksi
Mar 21, 2024
Point Nemo, Kuburan Antariksa di Dasar Samudra
Jakarta -

Sebagian besar penjelajah mungkin berharap bisa mengeksplorasi situs kuno atau bangunan bersejarah. Namun seorang penjelajah asal Inggris bernama Chris Brown mencari tempat yang tak biasa.

Brown berharap bisa mencapai Point Nemo, tempat paling terpencil di Bumi dan kuburan ratusan keping puing luar angkasa. Terletak di tengah Samudra Pasifik, Point Nemo sangat jauh dari daratan mana pun.

Jika berhasil, pengusaha berusia 62 tahun asal Harrogate, ini akan menjadi orang Inggris pertama yang menyelesaikan ekspedisi khusus ke titik tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya akan mencoba masuk ke dalam air jika memungkinkan. Saya juga berharap bisa membuka sebotol minuman bergelembung ketika sampai di sana," katanya seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (21/3/2024).

Brown dan putranya Mika (32 tahun), berangkat dengan kapal pesiar ekspedisi sewaan, Hanse Explorer, dari Puerto Montt, Chile pada 12 Maret 2024.

Keduanya berharap dapat mencapai Point Nemo pada tanggal 20 atau 21 Maret jika semuanya berjalan sesuai rencana. Meskipun Brown mengatakan bahwa dia telah mempertimbangkan untuk menggunakan kapal pesiar balap untuk mencapai tujuan secepat mungkin, dia akhirnya memilih opsi yang lebih aman yaitu kapal yang lebih tangguh.

Kapal pesiar mewah ini biasanya membawa ekspedisi wisata ke Antartika dan dijadwalkan lewat cukup dekat ke Point Nemo. Brown mengatakan bahwa setelah melalui negosiasi, pemilik kapal setuju untuk mengambil jalan memutar.

Tujuan kru adalah 'Kutub Samudera yang Tidak Dapat Diakses' (Oceanic Pole of Inaccessibility), yang berarti titik terjauh dari daratan. Dari Point Nemo, daratan terdekat adalah Pulau Ducie, bagian dari Kepulauan Pitcairn, yang berjarak 2.688 km.

Selain beberapa pulau kecil, kawasan berpenghuni terdekat adalah Wellington, Selandia Baru, dan Concepción, Chili, keduanya berjarak lebih dari 4.000 km jauhnya.

Point Nemo sangat terpencil sehingga menjadi tempat paling populer bagi badan antariksa internasional untuk membuang sampah luar angkasa yang berjatuhan.

Sejak tahun 1971, lebih dari 260 keping puing luar angkasa menemukan tempat peristirahatan terakhirnya di perairan sekitar Point Nemo, termasuk Stasiun Luar Angkasa Mir Rusia.

Dalam dekade berikutnya, wilayah terpencil di Pasifik ini juga akan menjadi lokasi jatuhnya Stasiun Luar Angkasa Internasional. Ketika ISS mendarat di Point Nemo, jaraknya tujuh kali lebih jauh dari pemukiman manusia dibandingkan jarak orbitnya.

Titik tersebut telah diketahui sejak tahun 1992 ketika seorang insinyur survei menghitung titik terjauh ke daratan, dengan mempertimbangkan bentuk ellipsoid Bumi.

Sejak penemuannya, beberapa kapal telah mendekati titik tersebut, termasuk peserta Ocean Race yang melakukan perjalanan antara Auckland, Selandia Baru, dan Itajaí, Brasil.

Namun, para ahli maritim menyatakan mungkin saja belum ada manusia yang pernah melewati koordinat tertentu. Meskipun demikian, Brown tampaknya tidak gentar dengan letak lokasi yang sangat terpencil.

Foto: Chris Brown Explores via Daily Mail

Penjelajah Titik Terpencil Bumi

Brown berharap menjadi orang pertama yang mencapai 'delapan Kutub Kontinental yang Tidak Dapat Diakses di Bumi' (eight of the Continental Poles of Inaccessibility).

Ini adalah titik-titik di setiap benua yang terjauh dari lautan, menjadikannya salah satu tempat paling terpencil di Bumi. Brown telah mencapai lima dari delapan di antaranya, dengan mengunjungi kutub di Antartika, Oseania, Afrika, Amerika Utara dan Amerika Selatan.

"Saya tidak menganggap perjalanan ini berbahaya dibandingkan ekspedisi saya ke Afrika atau Antartika," katanya.

"Bahaya yang nyata adalah Anda berada berkilo-kilometer jauhnya dari mana pun di lautan, dan Anda akan berada jauh dari jalur pelayaran mana pun, jadi jika ada masalah dengan kapalnya, bantuan akan datang dalam waktu yang lama," ujarnya.

Selama ekspedisi ke Kutub Antartika yang Tidak Dapat Diakses, Brown dan putranya sempat terdampar di kondisi suhu -28°C setelah pesawat mereka mogok.

Foto: Chris Brown Explores via Daily Mail

Peka Terhadap Bahaya

Meski Brown adalah orang yang suka berpetualang, ia juga tampaknya memiliki kepekaan terhadap bahaya. Tahun lalu dia menjadi perhatian media setelah terungkap bahwa dia menolak mendapat tempat dalam ekspedisi kapal selam OceanGate yang naas.

Brown mengatakan bahwa dia bahkan telah membayar deposit untuk mendapatkan kursi di kapal OceanGate yang mengunjungi bangkai kapal Titanic.

Namun, dia membatalkan perjalanan tersebut setelah mengetahui bahwa kapal selam tersebut akan dikemudikan dengan joystick konsol permainan dan mengatakan bahwa kapal tersebut terlihat tidak meyakinkan.

Foto: Chris Brown Explores via Daily Mail

Menguji Sampel

Brown berencana mengumpulkan sampel air dari Point Nemo untuk menguji kepadatan mikroplastik dalam perjalanan ke lautan paling terpencil di dunia.

Selain menjadi tempat pembuangan sampah luar angkasa, Point Nemo juga berada dalam jaringan kompleks arus melingkar yang memerangkap sampah dalam jumlah besar.

Pusaran Pasifik Selatan tempat Point Nemo berada merupakan pertemuan Arus Lingkar Kutub Antartika, Arus Humboldt, dan Arus Angin Barat.

Akibatnya, kawasan Pasifik ini menjadi semacam tumpukan sampah di lautan. Untungnya, wilayah ini juga merupakan salah satu wilayah lautan yang paling tidak aktif secara biologis di lautan dunia.

Di perairan sedalam 4.000 m, terdapat begitu banyak nutrisi yang hilang sehingga hampir tidak ada kehidupan yang dapat bertahan. Para ilmuwan hanya menemukan bakteri dan kepiting kecil yang hidup di lubang laut di dasar laut dekat titik tersebut.



Simak Video "'Coral Island' Buatan Indonesia Masuk Daftar 100 Top Game Steam Deck"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/fay)
back to top