PM Kamboja Trauma Bom Cluster yang Akan Dikirim AS ke Ukraina

Amerika Serikat akan mengirimkan senjata kontroversial ke Ukraina, yaitu bom cluster yang dilarang banyak negara karena teknologinya yang mengerikan. Beberapa negara sudah menyuarakan kritikannya, termasuk negara tetangga Kamboja.
Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, menulis di Twitter bahwa suplai bom cluster ke Ukraina akan punya konsekuensi serius bagi warga sipil negara itu dalam waktu beberapa dekade, bahkan bisa lebih dari itu.
"Ini akan menimbulkan ancaman serius bagi Ukraina selama bertahun-tahun atau bahkan berabad-abad jika bom cluster digunakan di wilayah Ukraina yang diduduki oleh pasukan Rusia," tulis politisi tersebut, seperti dikutip detikINET dari Yahoo News.
Hun Sen mengenang pengalaman menyakitkan Kamboja sendiri, ketika mereka dibombardir dengan bom cluster oleh Amerika pada tahun 1970-an, yang menyebabkan kematian dan cedera puluhan ribu warga sipil.
Itu karena bom cluster yang gagal meledak sulit untuk dibersihkan seluruhnya. "Sudah lebih dari setengah abad. Belum ada cara untuk menghancurkan semua bom itu," cetus Hun Sen.
"Itulah mengapa saya merasa kasihan kepada rakyat Ukraina, dan saya mengimbau Amerika Serikat sebagai pemasok dan Ukraina sebagai penerima amunisi semacam itu untuk tidak menggunakan senjata ini dalam perang, karena korban sebenarnya adalah penduduk sipil Ukraina," tambahnya.
Sebenarnya, baik pihak Rusia dan Ukraina telah menggunakan senjata tersebut. Bom cluster adalah senjata bom berisi bom yang pecah di udara dan melepaskan banyak submunisi atau bom-bom peledak lebih kecil dan bisa menyebar di area yang lebih luas.
Bom-bom kecil di bom cluster, dirancang meledak saat menghantam tanah dan siapa pun di area itu kemungkinan besar terbunuh atau luka parah. Namun, banyak bom gagal meledak dengan segera. Bahkan hingga 40% bom gagal meledak saat dilontarkan.
Akibatnya, bom cluster jadi ranjau darat, menimbulkan risiko bagi warga sipil lama setelah digunakan. Bom yang tak meledak, dapat membunuh dan melukai orang bertahun-tahun setelah ditembakkan. Menurut Reuters, 60% korban bom cluster adalah warga sipil saat aktivitas sehari-hari. Sepertiga dari semua korban tercatat adalah anak-anak.
Simak Video "Momen Mencekam Serangan Drone Rusia Hujani Kota-kota di Ukraina"
[Gambas:Video 20detik]
(fyk/afr)