Perjuangan Berat di Balik Mendaratnya Sampel Asteroid Bennu ke Bumi
Sampel Asteroid Bennu akhirnya berhasil mendarat di Bumi. Ini adalah hasil dari perjuangan para ilmuwan dalam menghadapi lika-liku selama hampir satu dekade.
Sampel pengungkap sejarah tata surya itu mendarat di Utah Test and Training Range (UTTR) Minggu, 24 September, tepatnya pukul 10:52 (23:52 WIB).
Ini adalah sebuah kemenangan bagi para ilmuwan yang telah menunggu bertahun-tahun untuk bisa mengungkap fakta tersembunyi tata surya.
"Saya sangat terkesan dengan tim yang telah berhasil mengambil batu ini dari ruang angkasa, dan benar-benar antusias menjadi bagian dari tim yang akan menganalisis batu ini. Seluruh misi telah berhasil seperti yang diimpikan!" ujar Sara Russell, wakil ketua mineralogi dan petrologi dalam misi tersebut, seperti dilansir detikINET dari The Guardian, Senin (25/9/2023).
NASA memang dikenal sebagai markas bagi para jenius yang mengembangkan teknologi masa depan. Namun begitu, bukan berarti mengirim pesawat ke luar angkasa bisa disamakan dengan mengendarai kendaraan di bumi.
Pada awal abad ke-21, sekelompok ilmuwan mendapatkan banyak penolakan dari perusahaan antariksa terbesar di dunia, yaitu NASA. Pertama kali mereka melakukan pengajuan proyek ini adalah tahun 2004 dan menamakan proyek tersebut dengan OSIRIS-REx. Entah apa yang dipikirkan NASA, proyek itu ditolak.
Semangat mereka tidak surut sampai di situ. Mereka melakukan pengajuan lagi pada tahun 2007 dan berhasil mendapatkan kategori 1. Walau begitu, mereka belum bisa merayakan kemenangan karena NASA masih merasa biaya yang diperlukan terlalu mahal.
Titik terang menghiasi hidup mereka saat NASA menerima lamaran ketiga sehingga para ilmuwan antusias itu bisa memulai petualangan yang selama bertahun-tahun dinantikan.
Selama setengah dekade mereka mempersiapkan diri. Pada tahun 2016, OSIRIS-REx diluncurkan dan berhasil tiba di Asteroid Bennu dua tahun kemudian. Baru saja dilanda kelegaan, para ilmuwan langsung dilanda berbagai macam rintangan.
Pertama, mereka baru menyadari bahwa permukaan Bennu begitu kasar dan dan ada banyak bebatuan besar yang melapisinya. Ini akan sangat riskan bagi pesawat ruang angkasa untuk mengambil sampel.
Kedua, belum selesai dengan persoalan di atas, Asteroid Bennu malah berulah dengan memuntahkan bebatuan besarnya ke angkasa. Tim pun panik dan langsung mencari cara untuk mencegah pesawat terhantam bebatuan besar yang merusak.
Ketiga, mereka kesulitan mendapatkan lokasi tepat untuk mengambil sampel. Satu-satunya yang berhasil mereka temukan adalah Nightingale, sebuah kawah yang memperbesar kemungkinan pesawat untuk tergelincir dan menggagalkan misi.
Namun, ilmuwan tidak menyerah. Mereka nekat memasukkan OSIRIS-REX ke kawah tersebut dan mengambil sampel yang terdiri dari banyak regolit. Enam bulan kemudian, pesawat ruang angkasa itu memulai perjalanan untuk kembali ke Bumi.
"Melihat kapsul pengambilan sampel tergeletak manis di atas gurun menunggu tim sains memulihkannya dan sampelnya, sungguh menggembirakan mengetahui bahwa semua yang telah dilakukan tim telah berakhir dengan kesuksesan," ujar Kerri Donaldson Hanna, ahli geologi planet di University of Central Florida.
Minggu, 24 September 2023, adalah sebuah momentum bagi kita semua, terutama bagi para ilmuwan, atas datangnya benda luar angkasa ke bumi. Nantinya, benda ini akan menjadi salah satu dari sekian banyak bukti yang ada atas sejarah tata surya yang kita diami ini.
*Artikel ini ditulis oleh Khalisha Fitri, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Simak Video "Mengintip Rencana Penelitian NASA Terhadap Sampel Asteroid Bennu"
[Gambas:Video 20detik]
(fyk/fay)