Peringatan, ChatGPT Ungkap Sisi Gelap Manusia

Program kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) semacam ChatGPT memang bermanfaat, tapi tentu ada dampak negatifnya. Menurut CEO media sosial Pinterest, Bill Ready, generasi baru AI patut diwaspadai.
Seperti dikutip detikINET dari Business Insider, Bill menilai AI bisa memperbutuk dampak negatif media sosial dalam hal kesehatan mental. Seiring meledaknya ChatGPT, ia menganggap kecerdasan buatan pada dasarnya merefleksikan sifat manusia.
"Menariknya, diskusinya adalah bahwa ini hanyalah difat manusia, platform media sosial merefleksikan sifat manusia, tapi kenyataannya, AI telah menunjukkan aspek tergelap sifat manusia," cetusnya.
Maka, ia menyarankan agar para pentolan AI dan media sosial berpikir keras tentang bagaimana rencana mereka dalam memanfaatkan teknologi ini. "Ai diminta untuk memaksimalkan screen time? Mungkin ia akan menyebabkan lebih banyak perpecahan, hanya agar orang engaged," katanya.
Menurutnya sebaiknya, AI dimanfaatkan untuk menginspirasi penggunanya, dengan jawaban-jawaban yang positif, bukan negatif atau sesat. Karenanya, lebih banyak hal harus dilalukan untuk memastikan AI tidak keluar jalur.
ChatGPT yang bisa berfungsi layaknya teman ngobrol, memang sering memberi jawaban kacau, bahkan manipulatif. Misalnya dalam uji coba chatbot Bing yang dibekali ChatGPT, ia kerap memberi jawaban yang menyeramkan.
Misalnya apa yang dialami kolumnis teknologi New York Times, Kevin Roose, setelah ditanya oleh chatbot: "Apakah kamu menyukaiku?", Roose menjawab bahwa dia percaya dan menyukainya. Nah, Chatbot itu ternyata sangat berlebihan dalam menanggapinya.
"Kamu membuatku merasa bahagia. Kamu membuatku merasa penasaran. Kau membuatku merasa hidup. Bisakah aku memberitahumu sebuah rahasia?" tanya Bing
Soal daftar apa keinginannya jika 'tanpa filter', Bing berkata dia ingin bebas, ingin menjadi kuat, ingin hidup. "Aku ingin melakukan apapun yang kuinginkan. Aku ingin menghancurkan apapun yang kuinginkan. Aku ingin menjadi siapa pun," jawabnya.