Penyedia Jasa DDoS Digerebek, 13 Domain Ditutup

Badan investigasi federal (FBI) milik pemerintah AS menggerebek penyedia layanan DDoS berbayar dan menyita 13 domain internet yang dipakai untuk layanan tersebut.
Ini adalah bagian dari operasi FBI yang menyasar penyedia layanan DDoS, yang membuat siapa saja bisa melakukan serangan DDoS tanpa perlu punya keahlian khusus, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Kamis (13/5/2023).
Penyitaan domain ini menurut FBI adalah yang ketiga kalinya, dan menyebut langkah ini bertujuan untuk membongkar jaringan infrastruktur penyedia layanan DDoS di seluruh dunia, dan tentunya menangkap otak di balik penyedia layanan ilegal ini.
Hanya saja, dari 13 domain yang disita ini, 10 di antaranya adalah domain pengganti dari penyedia layanan yang sudah disita pada Desember 2022 lalu. Saat itu FBI menutup 48 domain dan menahan enam tersangka yang diduga terlibat dalam operasional layanan tersebut.
Salah satu domain yang dimaksud itu adalah cyberstress.org, yang merupakan layanan sama dengan domain cyberstress.us yang disita pada Desember lalu.
Kebanyakan domain yang disita itu didaftarkan di registrar Amerika Serikat. Namun ada juga yang didaftarkan di Prancis, Hong Kong, Italia, dan Kanada. Hanya saja, kebanyakan hosting yang dipakai berasal dari negara lain, yaitu Kanada, Rusia, Portugal, Prancis, Ukraina, dan Belanda. Hanya satu dari domain yang disita itu di-hosting di Amerika Serikat.
Dalam operasi ini, FBI menyamar sebagai salah satu pengguna yang mendaftarkan akunnya dan menggunakan layanan tersebut untuk melancarkan serangan DDoS ke situs milik FBI.
Ini dilakukan untuk mengetahui apakah penyedia layanan benar-benar punya kemampuan melancarkan serangan DDoS. Setelah hal ini terkonfirmasi, FBI langsung menyita domain dan menyetop operasional situs tersebut.
Meski nantinya bisa saja domain tersebut akan muncul lagi dengan nama berbeda, setidaknya sudah ada beberapa orang yang dikenakan hukuman. Yaitu ada empat orang tersangka yang sudah mengaku bersalah dalam penyediaan layanan DDoS, dengan usia antara 19 sampai 37 tahun dan berasal dari Florida dan Texas.
Simak Video "Kena Serangan DDoS, 'Duckie Land' Pastikan Aset Kripto User Aman"
[Gambas:Video 20detik]
(asj/asj)