• Home
  • Berita
  • Pengusaha Satelit Indonesia Desak Starlink Balik ke Internet Bisnis

Pengusaha Satelit Indonesia Desak Starlink Balik ke Internet Bisnis

Redaksi
May 30, 2024
Pengusaha Satelit Indonesia Desak Starlink Balik ke Internet Bisnis
Jakarta -

Masuknya layanan internet berbasis satelit Starlink ke pasar ritel Indonesia membuat gaduh industri telekomunikasi dalam negeri. Para pengusaha satelit pun meminta pemerintah untuk mengembalikan Starlink ke segmen internet bisnis.

Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI) menilai Starlink yang di bawah naungan SpaceX ini merupakan perusahaan global dengan modal besar, di mana Elon Musk sosok di balik Starlink ini adalah salah satu orang terkaya di dunia.

Pada mulanya, Pada Juni 2022, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah memberikan hak labuh satelit khusus non geostationer (NGSO) Starlink kepada Telkomsat untuk menjadikan satelit itu sebagai backhaul dalam penyelenggaraan jaringan tertutup.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai informasi, backhaul adalah teknologi yang memfasilitasi perpindahan data dari satu infrastruktur telekomunikasi ke telekomunikasi lainnya. Teknologi ini dapat digunakan untuk mendukung penyediaan layanan broadband internet terutama selular 4G, terutama di daerah rural yang belum tersambung secara langsung dengan kabel serat optik.

Adapun produk Starlink di Telkomsat yang sudah dihadirkan, yaitu MangoStar dan VSAT Star dan MangoStar.

ADVERTISEMENT

Namun selang kurang lebih dua tahun kemudian, Musk tampaknya ingin memperkuat usaha jualan internetnya di Indonesia dari hanya segmen business to business (B2B) menuju Business to Consumer (B2C).

CEO SpaceX Elon Musk pun datang ke Bali, Minggu (19/5/2024) untuk meresmikan layanan Starlink di Indonesia. Selain itu juga, miliarder tersebut turut menghadiri World Water Forum (WWF) ke-10.

Setelah satu minggu diresmikan, rupanya Starlink yang terjun ke pasar ritel ini bikin industri telekomunikasi gaduh. Mulai dari isu belum memenuhi kewajiban, seperti Network Operation Center (NOC), gateway station, dan bayar pajak.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan pemerintah akan terus mengevaluasi secara berkala pengoperasian Starlink di tanah air.

Di sisi lain, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengkritik pemerintah karena mengistimewakan Starlink yang sudah beroperasi tapi belum memenuhi persyaratan yang berlaku sebagai penyelenggara jasa internet.

Sekjen ASSI Sigit Jatiputro menyoroti harga layanan dan perangkat Starlink yang lebih murah dibandingkan pemain satelit lainnya. Bahkan, mereke menyebutkan kalau layanan internet berbasis satelit milik Elon Musk menawarkan harga wajar.

"Harga Starlink lebih murah dibanding pemain lokal. Contoh harga lokal yang paling murah untuk VSAT yang unlimited itu Rp 3,5 juta, sedangkan harga Starlink itu Rp 750 ribu. Bisa dihitung berapa kali perbedaann harganya," ungkapnya ditemui di Gedung KPPU, Jakarta, Rabu (29/5/2024).

"Kemudian, harga perangkat yang paling murah di lokal itu Rp 9,1 jutaan dan Starlink untuk harga promo itu Rp 4,6 jutaan," sambungnya.

Lebih lanjut, kata Sigit, jika dibandingkan dengan negara Amerika Serikat yang merupakan negara asalnya, harga layanan Starlink lebih mahal 2-2,5 kali lipat dengan di Indonesia. Menurut ASSI, KPPU harus turun tangan soal harga Starlink di Indonesia.

ASSI juga menyoroti potensi layanan Starlink yang bisa dipakai oleh oknum untuk dijual kembali atau yang dikenal dengan istilah RT RW Net. Pelaku usaha tersebut akan mendapatkan keuntungan, padahal dari sisi regulasi itu dilarang.

"Kan VSAT jarang dipakai di ritel, kebanyakan untuk di tambang atau bisnis lainnya. Nah, Starlink yang paket residensial bisa digunakan untuk bisnis. Sudah harga bisnis (Starlink) lebih murah, apalagi yang ritel. Jadi, sudah kena imbas baik di korporasi dan ritel," keluhnya.

Bahkan, disampaikannya jika kondisi ini masih terus berlanjut, maka pemain VSAT lokal bisa mati lebih cepat.

Pengusaha satelit ini meminta pemerintah untuk mendesak kembali Starlink hanya melayani internet bisnis saja, tidak ke ritel.

"Harusnya balik ke B2B, harganya bisa di-manage dengan baik. Waktu dulu nggak sedrastis ini, sekarang lebih drastis dibandingkan yang B2B. B2B kan konsepnya kuota, kalau ritel ini unlimited. Inti utama di harga demikian rendah, membuat pemain eksisting tidak bisa tumbuh," pungkasnya.



Simak Video "SpaceX Berhasil Luncurkan Satelit Starlink dari Roket Falcon 9"
[Gambas:Video 20detik]
(agt/agt)
back to top