Pengembangan Nuklir di Indonesia, Energi Bersih hingga Keamanan NKRI

Nuklir penting untuk dikembangkan di berbagai bidang, mulai dari sumber energi terbarukan, hingga pemanfaatan di bidang kesehatan, pertanian, bahkan pertahanan dan keamanan negara.
"Di Indonesia ada tiga isu pembangunan yang nuklir bisa punya peluang berperan besar, yakni terkait dengan pemenuhan energi, meningkatkan kemandirian, dan memastikan keamanan kita," kata Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN Dr Rohadi Awaludin saat live streaming Eureka! 'Bom Atom Penghancur Dunia,' Senin (31/7/2023).
Di bidang energi, khususnya energi yang berkelanjutan, nuklir berpotensi besar dalam pemenuhan energi yang lebih ramah lingkungan dan berkontribusi menekan laju pemanasan global.
"Pembangkit listrik berdaya nuklir itu punya kelebihan yaitu energi yang dihasilkannya besar dan tidak melepaskan karbondioksida, karena panasnya dihasilkan dari reaksi fisi nuklir," ujar Rohadi.
Ia menyebutkan, nuklir lebih ramah lingkungan jika dibandingkan sumber energi berbasis fosil, misalnya batubara, yang otomatis melepaskan karbondioksida ke udara. Seperti diketahui, karbondioksida yang dilepas ke udara berkontribusi menyebabkan pemanasan global.
Isu kedua, lanjut Rohadi, pentingnya pengembangan teknologi nuklir di Indonesia adalah untuk meningkatkan kemandirian dan daya saing industri.
"Dengan teknologi nuklir di bidang pangan, kesehatan, pertanian itu akan meningkatkan kemandirian. Selama ini kita beberapa (teknologi terkait nuklir) terpaksa masih impor. Dengan kita menguasai teknologi nuklir maka kita akan semakin mandiri untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita, juga daya saing industri kita akan meningkat," jelasnya.
Tidak kalah pentingnya, menurut Rohadi, penguasaan teknologi nuklir adalah agar negara kita aman. Tak hanya ketika ada aktivitas nuklir di luar negeri, tetapi juga di dalam negeri.
Pada 1954, pemerintahan Presiden Sukarno membentuk Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitet. Tugasnya, menyelidiki kemungkinan jatuhan radioaktif dari berbagai uji coba senjata nuklir di Pasifik.
"Presiden pertama kita Ir. Soekarno khawatir, kita aman tidak? Maka dibentuklah tim untuk memastikan NKRI ini aman terhadap aktivitas kenukliran di luar negeri, dipimpin Profesor Doktor G.A. Siwabessy, tim ini memastikan NKRI aman terhadap berbagai macam aktivitas kenukliran, itulah kira-kira arah kita dalam mengembangkan teknologi nuklir," papar Rohadi.
Indonesia memiliki cerita yang cukup panjang tentang nuklir. Berselang empat tahun, dari pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan Radioaktivitet di tahun 1945, Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom dibentuk. Lembaga-lembaga itulah yang kemudian menjelma jadi Badan Teknologi Nuklir Nasional (BATAN) lembaga penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan teknologi nuklir kebanggaan masyarakat Indonesia (kini menjadi Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN).
Indonesia saat ini memiliki tiga reaktor nuklir riset yang sudah lama beroperasi dengan baik. Reaktor pertama yaitu Reaktor TRIGA 2000 di Bandung yang beroperasi sejak 1965, Reaktor Kartini di Yogyakarta yang beroperasi sejak 1979, dan terakhir adalah Reaktor GA. Siwabessy di Serpong beroperasi sejak 1987.
Simak Video "Bom Atom Penghancur Dunia"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/afr)