Pembunuhan Sadis Abby Choi dan Sejarah Kelam Mutilasi di Hong Kong

Kematian tragis Abby Choi, sosok yang memulai karirnya sebagai influencer di media sosial, benar-benar menghebohkan Hong Kong. Gadis yang kemudian juga jadi model dan sosialita itu dimutilasi dan bahkan bagian tubuhnya dijadikan sup. Ternyata, pembunuhan sadis terhadapnya didalangi oleh mantan mertuanya.
Dikutip detikINET dari CNN, Hong Kong selama ini dikenal sebagai salah satu area paling aman di dunia, akan tetapi terkadang terjadi pembunuhan sadis semacam ini. Kebanyakan korban adalah wanita dan didalangi oleh pria.
Sebut saja pembunuhan Hello Kitty di tahun 1999, ketika seorang wanita usia 23 tahun, Fan Man yee, diculik dan disiksa oleh sebuah geng selama sebulan sebelum tewas dan dimutilasi. Tengkoraknya ditemukan di dalam boneka Hello Kitty.
Pada tahun 1982, empat orang wanita dibunuh sopir taksi, kemudian dimutilasi dan anggota tubuhnya disimpan pelaku sebelum ia tertangkap. Kemudian pada tahun 2008, korban usia 16 tahun bernama Wong Ka mui juga dimutilasi dan anggota badannya dibuang ke toilet.
Masih ada lagi, pada tahun 2013, Glory Chau dan Moon Siu dibunuh dan dimutilasi oleh anaknya sendiri. Namun sebenarnya, kasus semacam itu terbilang sangat jarang sehingga jika terjadi, langsung menggegerkan.
Hanya ada beberapa lusin pembunuhan di Hong Kong per tahun, dibandingkan misalnya ratusan di New York. Tahun silam, hanya ada 77 kasus pencurian, sedangkan di New York tercatat ada 17 ribu.
Roderic Broadhurst, pakar kriminologi dari Australian National University mengestimasi ada sekitar selusin kasus mutilasi di Hong Kong selama 50 tahun terakhir. Sedangkan Philip Beh, pakar forensik yang pernah bekerja sama dengan kepolisian Hong Kong, menyebut angkanya hanya sekitar 10.
Kedua pakar menyebut Hong Kong masih sangat aman. Adapun kasus mutilasi di Hong Kong terbilang unik karena begitu padatnya kota itu, membuat upaya untuk menyembunyikan jasad terbilang sangat sulit.
Jika kejadiannya di pedesaan Australia, Kanada atau Amerika Serikat, pelaku punya banyak cara untuk menyembunyikan korban dan tidak tertangkap. Hal serupa sulit dilakukan di Hong Kong. Pembunuh di sana hampir pasti tinggal berdekatan dengan warga lain yang sewaktu-waktu bisa memergoki mereka, sehingga mungkin itulah sebabnya terjadi mutilasi.
"Kebanyakan orang tinggal di apartemen, dekat satu sama lain. Kami tak punya individu dengan rumah dan taman untuk digali dan menyembunyikan mayat. Anda tidak benar-benar sendirian, tetangga di bawah Anda, di samping Anda. Sesuatu yang tak biasa bisa menarik perhatian," kata Beh.
Halaman selanjutnya, mengapa jasad tidak disimpan di lemari es?
Broadhurst setuju. Ia menambahkan bahwa di bangunan apartemen Hong Kong, seorang pelaku pembunuhan mungkin harus ke lift yang juga digunakan oleh 100 warga lainnya.
Lalu mengapa kadang ada bagian tubuh yang dimasak? Karena iklim sub tropis Hong Kong yang lembab, bau mayat akan dengan cepat menarik perhatian. Itulah sebabnya bagian tubuh dimasak untuk lebih menyamarkannya.
Ada pula pertanyaan, kenapa jasad mutilasi tidak disimpan saja di lemari es, kemudian dibuang ke laut? Masalahnya, apartemen di Hong Kong biasanya terlalu kecil. "Sangat sedikit orang yang memiliki lemari es besar di rumah," Bahkan lebih sedikit yang memiliki freezer," terang Beh.
Dia menambahkan hal yang sama berlaku pula untuk mobil, dan dengan demikian ada kesulitan yang sama dalam mengangkut jenazah secara diam-diam.
Hanya sedikit penduduk yang memiliki kendaraan karena bangunan dengan tempat parkir sangat mahal. Pada tahun 2019, tempat parkir terjual hampir USD 1 juta dolar. Hong Kong memiliki sistem angkutan umum yang luas dan efisien sehingga warga memilihnya sebagai sarana transportasi utama.
(fyk/fay)