• Home
  • Berita
  • Pembuat ChatGPT Incar Cuan Rp 15,5 Triliun

Pembuat ChatGPT Incar Cuan Rp 15,5 Triliun

Redaksi
Dec 18, 2022
Pembuat ChatGPT Incar Cuan Rp 15,5 Triliun

ChatGPT belakangan tenar di media sosial karena kemampuannya yang bermacam, dari mengerjakan tugas sekolah sampai membuat pidato kenegaraan. Menariknya, sejauh ini layanan tersebut bisa dipakai gratis.

Namun OpenAI, pembuat ChatGPT, ternyata meyakini kalau bisnis organisasi tersebut bakal berkembang dan bisa menghasilkan pemasukan yang lumayan. Mereka menargetkan pemasukan USD 200 juta pada 2023 dan USD 1 miliar atau sekitar Rp 15,5 triliun pada 2024.

Target tersebut dibocorkan oleh tiga orang yang mengetahui pitching terbaru OpenAI ke para investornya, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Minggu (18/12/2022).

Sejauh ini, valuasi OpenAI disebut mencapai USD 20 miliar, dengan sumber dana yang beragam. Termasuk dari Elon Musk dan suntikan dana sebesar USD 1 miliar dari Microsoft.

Berbagai langkah OpenAI belakangan ini juga menginspirasi berbagai perusahaan dan rivalnya untuk membuat aplikasi yang berbasis software AI-nya. Termasuk pembuat gambar DALL-E 2.

OpenAI pun sudah mulai mengenakan biaya tertentu untuk pembuat software yang mau menggunakan produk AI-nya. Misalnya sekitar 1 sen untuk setiap pembuatan tulisan berisi 20 ribu kata dan dua sen untuk membuat gambar dari deskripsi tulisan.

Juru bicara OpenAI sendiri menolak berkomentar soal kondisi dan strategi finansial perusahaan yang baru mengkomersialkan produk AI-nya pada 2020, dan punya tujuan utama meningkatkan kemampuan AI yang aman untuk kemanusiaan.

Popularitas OpenAI beberapa minggu belakangan menjadi sangat tinggi setelah mereka membuka akses ChatGPT ke umum. Penggunanya langsung mencapai 1 juta dalam waktu beberapa hari setelah aksesnya dibuka.

Microsoft, sebagai salah satu penyandang dana OpenAI menyebut perkembangan kecerdasan buatan belakangan ini naik drastis. Teknologi yang sebelumnya diperkirakan baru bisa hadir pada 2033 ternyata sudah mulai bisa dipakai pada 2023, alias sepuluh tahun lebih cepat.

"Kita akan melihat perkembangan pesat pada 2023 di mana teknologi yang dua tahun lalu diperkirakan baru akan ada pada 2033 ternyata sudah ada. Hal ini akan sangat penting, tak cuma untuk masa depan Microsoft, namun juga untuk masa depan semua orang," kata Presiden Microsoft Brad Smith.

Meski begitu, tak semuanya optimis akan perkembangan AI. Misalnya sejumlah investor yang menolak menyuntik dana ke OpenAI pada 2022 ini karena tak yakin bisa bersaing dengan rival seperti Google.

back to top