Peluncuran Satelit Satria-1 Diundur Sehari Jadi 18 Juni 2023

Satelit Republik Indonesia atau Satelit Satria-1 yang semula akan meluncur pada 17 Juni 2023, diundur menjadi 18 Juni 2023.
Plt Dirut Bakti Kominfo Arief Tri Hardiyanto menuturkan perubahan jadwal peluncuran satelit Satria-1 berdasarkan informasi yang disampaikan SpaceX kepada pemerintah Indonesia.
"Iya, informasi terkini (perubahan jadwal peluncuran satelit Satria-1) dari SpaceX seperti itu," ujar Arief kepada detikINET, Senin (12/6/2023) malam.
Sebagai informasi, SpaceX adalah perusahaan yang akan membawa Satelit Satria-1 ini mencapai slot orbit 146 derajat Bujur Timur menggunakan roket Falcon 9 dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat.
Lebih lanjut, Arief menjelaskan bahwa pada awalnya selain peluncuran tanggal 17 Juni, ada alternatif pada tanggal 18 Juni untuk peluncuran satelit pemerintah ini.
"Karena sebelum Satria akan ada peluncuran dua satelit lain (Starlink). Setelah kita minta kepastian tanggal, SpaceX akhirnya mengundurkan peluncuran satu hari," kata Arief yang juga Inspektur Jenderal (Irjen) Kominfo ini.
"Sehingga dapat dipastikan peluncuran Satria di tanggal 18 Juni. Kemungkinan mereka perlu memastikan lagi persiapannya untuk Satria," sambung Arief.
Satelit yang memiliki teknologi Very High Throughput Satellite (VHTS) ini punya tinggi sekitar 6,5 meter, bobot 4,5 ton, kapasitas 150 Gbps, dengan masa hidup sampai 15 tahun.
Kapasitas tersebut untuk menyediakan layanan internet di 150.000 titik (spot) di seluruh Nusantara yang belum tertangani Palapa Ring, yakni sebanyak 54.400 titik di Sumatra, diikuti Sulawesi (23.900 titik), Jawa (19.400 titik), Kalimantan (19.300 titik), Papua dan Maluku (18.500 titik), serta sebanyak 13.500 titik di Bali dan Nusa Tenggara.
Adapun proyek strategis nasional tersebut dikerjakan oleh PT Satelit Nusantara Tiga (SNT), badan usaha swasta yang dibentuk Konsorsium PSN selaku pemenang tender, untuk mengoperasikan satelit pemerintah.
Penyediaan proyek satelit ini menggunakan skema kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Satelit dikerjakan oleh PT Satelit Nusantara Tiga (SNT), perusahaan yang dibentuk oleh pemenang tender yang terdiri dari PT Pintar Nusantara Sejahtera, PT Pasifik Satelit Nusantara, PT Dian Semesta Sentosa, dan PT Nusantara Satelit Sejahtera.
Simak Video "Hakim Cecar Auditor BPKP soal Tanda Tangan Kontrak Sewa Satelit Artemis"
[Gambas:Video 20detik]
(agt/fay)