Observatorium Timau Hampir Rampung, BRIN Siap Gelar Misi Perdana
Jika semua berjalan lancar, pembangunan Observatorium Nasional Timau di Gunung Timau, Nusa Tenggara Timur, akan rampung di 2023. Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sudah bersiap menjalankan misi perdana.
"Awal tahun depan rencananya kami akan ada peneliti dari periset-periset antariksa dari Bandung dan beberapa universitas. (Ada dari) ITB, ITERA yang sudah confirm. Itu nanti akan melakukan penelitian awal tahun di sana," kata Kepala ORPA BRIN Robertus Heru Triharjanto, ditemui usai acara talkshow 'Penerbangan dan Antariksa' Hakteknas ke-28 di Gedung BJ Habibie, Jakarta Pusat, Senin (7/8).
Adapun misi perdana yang akan dilakukan, terang Heru, yaitu penelitian awal untuk menangkap pencitraan di bidang pandang langit bagian selatan.
"Jadi dia (Observatorium Timau) punya view ke langit selatan. Dari situ ada beberapa target yang akan difoto. Jadi (target) yang pertama natural space object seperti planet, bintang, asteroid, dan lain-lain," ungkapnya.
Ia menyebutkan, tim peneliti juga akan mengamati satelit-satelit di orbit baik yang milik Indonesia maupun milik negara lain. Kegiatan ini bisa mengantisipasi deteksi dini jika terjadi anomali pada satelit.
"Teleskop besar itu selain menjadi scientific equipment, bisa membantu hal seperti itu. Misalnya ada satelit bermasalah, bisa dilihat secara optik. Itu salah satu topik penelitian kita," sebut pria berkacamata ini.
Perkembangan terkini pembangunan Observatorium Timau sejauh ini, sudah dilakukan pemasangan cermin sekunder. Setelah itu, BRIN akan melakukan pemasangan cermin primer dan tersier.
Sementara itu, instrumen utama berupa teleskop berdiameter 3,8 meter beserta kubah berdiameter 14 meter sudah terbangun sekitar 55%.
Dengan progress tersebut, BRIN menargetkan fasilitas pemantau antariksa yang akan menjadi salah satu teleskop besar di dunia itu akan rampung di tahun 2023 ini.
Simak Video "Peneliti BRIN yang 'Halalkan Darah Warga Muhammadiyah' Minta Maaf"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/rns)