Nielsen Indonesia: Internet Tidak Akan Mematikan Televisi
Dengan hadirnya akses internet, masyarakat mulai banyak beralih aktivitasnya dengan berselancar di dunia maya. Meski demikian, adanya internet tidak akan mematikan TV yang sudah hadir sejak lama.
Nielsen Indonesia mengungkapkan bahwa sampai saat ini internet dan TV merupakan dua media dengan yang paling banyak diakses masyarakat Indonesia.
Tidak dipungkiri bahwa adanya akses internet berdampak pada turunnya kepemirsaan TV. Hal itu terungkap dari pengukuran pemirsa video lintas media untuk TV linear dan streaming seluler.
"Memang betul kebiasaan nonton TV setiap hari mulai menurun. Angka penetrasi TV lewat pertanyaan "kemarin nonton TV tidak?" yang jawab nonton pada kuartal ketiga 2019 itu 93,7%, kemudian kami tanya pertanyaan sama tiga tahun kemudian pada kuartal ketiga 2022 yang menjawab menonton itu 81,1%," ujar Direktur Eksekutif Nielsen Indonesia Hellen Katherina di Jakarta, Kamis (8/12/2022).
Sebaliknya, orang Indonesia yang mengakses internet terus mengalami peningkatan pada periode kuartal ketiga 2019 sampai kuartal ketiga 2022.
"Pada kuartal ketiga 2019 itu yang akses internet 55,1% dan sekarang yang jawab "kemarin internetan tidak?" itu naik 76,7%. Jadi, penetrasi TV menurun dan yang internet naik," ucapnya.
Kendati begitu, Nielsen Indonesia melihat bahwa penetrasi ke TV mengalami penurunan, tetapi sampai saat ini media tersebut jadi yang paling besar di Indonesia.
"Saya suka ditanya apakah internet menggantikan TV? selalu jawabannya tidak. Kenapa? TV dan internet itu dia bukan bersaing tapi saling melengkapi," kata Hellen.
Ia kemudian memaparkan bukti TV dan internet, dua media yang saling mengkapi. Dari sisi gender, TV itu 51% adalah penonton wanita dan 49% adalah kaum adam. Sedangkan, internet 48% merupakan wanita dan 52% itu laki-laki.
"Dari segi usia, kalau kita lihat TV menjangkau banyak kaum dewasa sekitar 40 tahun lebih, sedangkan internet didominasi anak mudah atau 30 tahun ke bawah," jelasnya.
Pengukuran pemirsa tersebut menggunakan Streaming Content Ratings untuk memberikan wawasan tentang platform dan saluran yang ditayangkan melalui perangkat seluler dan disiarkan melalui rating TV linear, termasuk jangkauan audiens, waktu yang dihabiskan, dan profil demografi yang mencakup di 11 kota besar Indonesia.
Jumlah sampel dan kepemirsaan yang tercakup di dalam Streaming Content Rating ini di antaranya 11.500 individu TV panel dan 3.700 responden di mobile panel.
11 kota besar yang dimaksud, yaitu Bandung, Banjarmasin, Denpasar, Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Makassar, Medan, Palembang, Semarang, dan Surakarta. Adapun cakupan kepemirsaan di aplikasi mulai dari YouTube, Vidio, Viu, Netflix, Disney+ Hotstar, RCTI+, iQIYI, dan Vision.