• Home
  • Berita
  • Ngeri! Mikroplastik Makin Banyak Ditemukan di Otak Manusia

Ngeri! Mikroplastik Makin Banyak Ditemukan di Otak Manusia

Redaksi
Aug 27, 2024
Ngeri! Mikroplastik Makin Banyak Ditemukan di Otak Manusia
Jakarta -

Peneliti sudah beberapa kali menemukan jejak mikroplastik di tubuh manusia dan hewan. Studi terbaru menemukan jumlah mikroplastik yang ada di otak manusia sudah semakin banyak.

Dalam preprint yang diunggah online, peneliti menemukan sampel otak manusia yang dikumpulkan saat autopsi pada awal tahun 2024 mengandung lebih banyak serpihan mikroplastik dibandingkan sampel dari delapan tahun sebelumnya. Preprint adalah studi yang belum lolos peer-review dan diterbitkan di jurnal.

"Konsentrasi yang kami lihat di jaringan otak individu normal, yang rata-rata berusia sekitar 45 atau 50 tahun, adalah 4.800 mikrogram per gram, atau sekitar 0,5% dari berat (otak)," kata Matthew Campen, penulis utama studi ini dan profesor ilmu farmasi di University of New Mexico, seperti dikutip dari CNN, Senin (26/8/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dibandingkan dengan sampel otak autopsi dari tahun 2016, angka itu sekitar 50% lebih tinggi. Artinya otak kita saat ini adalah 99,5% otak dan sisanya adalah plastik," sambungnya.

Dalam studi ini, peneliti memeriksa jaringan otak, ginjal, dan hati dari 92 orang yang menjalani otopsi forensik untuk mengetahui penyebab kematiannya pada tahun 2016 dan 2024. Sampel jaringan otak diambil dari korteks frontal, area otak yang digunakan untuk berpikir dan penalaran, dan paling banyak terpengaruh penyakit seperti Alzheimer.

ADVERTISEMENT

Menurut hasil observasinya, Campen mengatakan ukuran mikroplastik yang ada di jaringan otak sangat kecil, sekitar 100 sampai 200 nanometer. Semengata itu, plastik yang ditemukan di ginjal dan hati memiliki ukuran yang lebih besar, mulai dari satu hingga lima mikrometer.

"Entah bagaimana nanoplastik ini membajak jalan mereka melalui tubuh dan sampai ke otak, melewati batasan darah-otak," ujar Campen.

"Plastik menyukai lemak, atau lipid, jadi satu teori adalah plastik memaksa masuk dengan lemak yang kita makan yang kemudian dibawa ke organ-organ yang sangat menyukai lipid - otak adalah salah satu yang teratas," sambungnya.

Studi ini juga mengungkap polyethylene sebagai jenis plastik yang paling banyak ditemukan di jaringan otak. Polyethylene merupakan material plastik yang paling sering digunakan untuk kantung plastik, kemasan plastik, dan botol plastik.

Meski studi ini terdengar mengerikan, konsumen saat ini diimbau untuk tidak keburu takut membaca laporan ini. Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat mengatakan saat ini bukti ilmiah yang ada tidak menunjukkan level mikroplastik yang terdeteksi di makanan mengancam kesehatan manusia.

Dr. Phillip Landrigan, Director Program for Global Public Health and the Common Good dan Global Observatory on Planetary Health di Boston College, juga mengatakan penelitian terkait mikroplastik masih terus berkembang dan akan sulit untuk hidup bebas plastik di tahun 2024.

"Saya katakan kepada orang-orang, 'Dengar, ada beberapa plastik yang tidak bisa dihindari. Kalian tidak bisa memiliki ponsel atau komputer yang tidak mengandung plastik'. Tapi coba untuk meminimalisir paparan terhadap plastik yang bisa dihindari, seperti kantung botol plastik," ujar Landrigan.



Indonesia 'Juara' Konsumsi Mikroplastik

Indonesia 'Juara' Konsumsi Mikroplastik


(vmp/vmp)
back to top