• Home
  • Berita
  • Misteri Kerangka 31 Ribu Tahun di Kaltim

Misteri Kerangka 31 Ribu Tahun di Kaltim

Redaksi
Mar 28, 2023
Misteri Kerangka 31 Ribu Tahun di Kaltim
Yogyakarta -

Sebuah kerangka berusia 31 ribu tahun di Kalimantan Timur diklaim jadi bukti amputasi tertua di dunia. Belakangan klaim ini dibantah.

Sejumlah ahli bedah ortopedi Australia dan spesialis penyakit menular, membantah misteri kerangka 31 ribu tahun yang diklaim sebagai terobosan ilmiah mengenai sejarah peradaban medis manusia.

Dilansir dari news.com.au, Selasa (28/3/2023) pada tahun 2020 silam, para arkeolog menemukan kerangka dengan usia 31 ribu tahun yang kaki kirinya hilang di sebuah gua terpencil di Kalimantan Timur, Indonesia. Kerangka tersebut ditemukan oleh tim ekspedisi yang dipimpin oleh arkeolog Australia dan Indonesia di Gua Liang Tebo, Kalimantan Timur.

Menurut sebuah studi peer review, penemuan tersebut dikatakan sebagai bukti operasi medis paling awal yang diketahui dalam sejarah manusia. Karena temuan tersebut menjadi bukti amputasi bedah tertua yang ditemukan. Bahkan mendahului penemuan lain selama puluhan ribuan tahun dari prosedur rumit di seluruh Eurasia.

Seorang peneliti di Universitas Griffith Australia, Dr Tim Maloney mengatakan bahwa hal tersebut merupakan bukti perawatan. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa kaki kirinya yang hilang tersebut disebabkan oleh amputasi, bukan kecelakaan maupun serangan hewan. Bukti tersebut telah diterbitkan dalam jurnal Nature.

Namun kini klaim itu mendapat bantahan. Tim dokter dari Newcastle membantah ulasan dalam jurnal Nature dan menyebutnya kurang paham mengenai praktik ortopedi. Selain itu, seorang ahli bedah kecelakaan di Rumah Sakit Jhon Hunter di Newcastle, Prof Zsolt Balogh menyimpulkan kepada media bahwa dia sangat ragu terhadap temuan sebelumnya.

Balogh mengatakan, "Kesimpulan utama amputasi bedah 31 ribu tahun lalu tidak mungkin. Ada banyak penyebab yang lebih masuk akal."

Balogh juga mengatakan bahwa penyebab yang paling jelas adalah pada patah tulang terbuka sederhana, orang tersebut terluka kakinya mengenai jaringan lunak daripada tulang. Klaim amputasi di gua ini tidak sesuai dengan foto tulangnya.

Dia menekankan bahwa temuan yang lebih penting harus diperhatikan oleh para ilmuwan yaitu mengenai orang yang kakinya terluka ini. Inilah bukti manusia purba mampu merawat diri satu sama lain.

"Tiga puluh satu ribu tahun yang lalu, manusia prasejarah memiliki kemampuan untuk merawat satu sama lain, merawat seseorang yang kehilangan anggota tubuhnya," kata dia.

*Artikel ini ditulis oleh Windi Yusnita peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.



Simak Video "Belajar Sejarah dari Pameran Kampung Purba"
[Gambas:Video 20detik]
(fay/fay)
back to top