Misteri Jet Tempur Tercanggih Rusia Su-57 Absen di Ukraina

Angkatan Udara Rusia, walau punya beragam jet tempur canggih, dinilai belum dapat menguasai langit Ukraina. Sistem pertahanan udara Ukraina ternyata cukup tangguh dengan bantuan senjata barat, padahal Rusia memiliki jet tempur generasi kelima atau termaju saat ini, yaitu Sukhoi Su-57.
Dikutip detikINET dari Insider, Su-57 bisa dikatakan tidak banyak aksinya di medan perang Ukraina kecuali kemungkinan jet itu menembakkan rudal jarak jauh dari wilayah Rusia tahun lalu.
Pakar intelijen dan penerbangan Barat mengatakan keengganan Rusia menggunakan pesawat tersebut dalam pertempuran barangkali karena Moskow belum percaya diri dengan kemampuan dan teknologi siluman yang dimiliki jet tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan demikian, Rusia kemungkinan ingin menghindari potensi kerusakan reputasi yang karena kehilangan salah satu pesawat tersebut oleh sistem rudal ke udara yang dipunyai Ukraina.
"Ada reputasi geopolitik, namun saya pikir juga terkait reputasi dari industri pertahanan Rusia dan bagaimana mengenai pandangan dari pembeli prospektif pesawat itu," cetsu Mike Dahm, pengamat dan mantan pegawai di US Navy.
Su-57 yang bermesin ganda, adalah percobaan pertaam Rusia dalam proyek jet tempur generasi kelima. Jet generasi ini wajib punya fitur seperti kapabilitas siluman untuk menghindari deteksi radar dan kecanggihan lainnya.
Nah, analis mempertanyakan apakah Su-37 benar-benar masuk kategori jet tempur generasi kelima itu. Dahm, analis di Mitchell Institute for Aerospace Studies menyebut jet tempur itu dioptimalisasi untuk dogfighting atau pertempuran udara jarak dekat. Namun ia meragukan apakah kapabilitas silumannya cukup tinggi.
"Rusia belum mencapai produksi (massal) pesawat ini. Hanya ada sangat sedikit unitnya. Mereka masih memperbaiki bug jet ini dan masih memodifikasinya secara substansial," katanya.
Sukhoi Su-57 pertama kali diberikan pada militer Rusia di 2020 dan kabarnya ada 10 unit yang saat ini dioperasikan. Rusia menyebut jet itu pertama kali bertempur di atas SUriah pada tahun 2018. Media Rusia melaporkan ditargetkan akan ada 22 unit Su-57 sampai akhir tahun ini dan menjadi 76 unit di 2028.
"Rusia kemungkinan besar menghindari kerusakan reputasi, prospek penurunan ekspor dan bocornya teknologi sensitif jika jet itu jatuh. Ini mirip dengan pendekatan risiko kecil Rusia dalam menegrahkan kekuatan udaranya dalam perang," sebut Kementerian Pertahanan Inggris.
Simak Video "Momen Mencekam Serangan Drone Rusia Hujani Kota-kota di Ukraina"
[Gambas:Video 20detik]
(fyk/afr)