• Home
  • Berita
  • Membedah Kecanggihan Bola Piala Dunia 2022 yang Viral Di-charge Mirip HP

Membedah Kecanggihan Bola Piala Dunia 2022 yang Viral Di-charge Mirip HP

Redaksi
Dec 03, 2022
Membedah Kecanggihan Bola Piala Dunia 2022 yang Viral Di-charge Mirip HP

Di media sosial, viral tentang Al Rihla, bola Piala Dunia 2022 tampak sedang di-charge seperti smartphone sebelum digunakan dalam pertandingan. Penasaran kan, apa saja sih kecanggihan Al Rihla?

Di dalam bola itu ada sensor yang difungsikan oleh baterai. Karenanya, bola harus di-charge dan terisi penuh sebelum bertanding. Menurut Adidas, selaku pemasok bola Piala Dunia, baterai dapat bertahan selama enam jam saat penggunaan aktif. Jika tidak digunakan, baterai pada bola dapat bertahan hingga 18 hari.

Dikutip detikINET dari FIFA.com, teknologi baru bernama Semi-Automated Offside Technology (SAOT) dibenamkan pada Al Rihla. SAOT memungkinkan bola bisa terkoneksi, dan ini merupakan bagian penting yang membantu wasit saat laga berlangsung. Piala Dunia 2022 menjadi yang pertama memasukkan teknologi itu ke dalam sepak bola.

Di dalam tubuh Al Rihla, ada sensor gerak Inertial Measurement Unit (IMU). Sensor berukuran kecil seberat 14 gram ini dibuat oleh perusahaan teknologi sensor KINEXON.

Berkat sensor gerak 500Hz di dalamnya, bola bisa memberikan informasi lokasi, dampak, dan pergerakan setiap tendangan dan sundulan di lapangan bahkan kecepatan tangkapan sampai 500 frame per detik.

Untuk menentukan offside misalnya, bola akan mengirimkan data ke ruang operasional video memberitahukan titik bola secara presisi. Bola dan sensornya itu, dibantu dengan dua belas kamera pemantau di stadion.

Memadukan data pelacakan anggota badan pemain dan bola melalui kecerdasan buatan, teknologi baru ini secara otomatis memberi tahu jika pemain menerima bola di posisi ilegal.

Tim wasit kemudian secara manual memeriksa untuk menguatkan keakuratannya sebelum melaporkannya ke wasit utama dan mengambil keputusan.

Dibenamkannya sensor pada bola Piala Dunia 2022 benar-benar mengubah permainan di lapangan dan sangat membantu wasit, misalnya dalam kasus gol kontroversial Jepang vs Spanyol.

Bola Piala Dunia 2022 dinilai sebagai yang terbaik dari sisi aerodinamika berdasarkan hasil penelitian seorang profesor di bidang fisika University of Lynchburg, Amerika Serikat, John Eric Goff.

Al Rihla dibuat dengan tinta dan lem berbasis air dan berisi 20 panel. Delapan di antaranya adalah segitiga kecil dengan sisi yang kira-kira sama, dan 12 lainnya berukuran lebih besar serta berbentuk seperti es krim.

Alih-alih menggunakan tekstur yang terangkat untuk meningkatkan kekasaran permukaan seperti bola sebelumnya, Al Rihla dilapisi dengan fitur seperti lesung pipi yang membuat permukaannya terasa relatif halus dibandingkan dengan pendahulunya.

"Membuat permukaan bola menjadi kasar akan menunda pemisahan lapisan batas dan membuat bola berada di dalam aliran turbulen lebih lama. Fakta fisika ini, bahwa bola yang lebih kasar terasa lebih ringan, adalah alasan mengapa bola golf berlesung pipi, terbang lebih jauh dibandingkan jika bola itu halus," urai Goff.

"Setiap bola yang digunakan di Piala Dunia akan selalu ada keluhannya. Namun sains menunjukkan Al Rihla justru akan terasa sangat familiar bagi para pemain," jelasnya.

Al Rihla resmi diperkenalkan sebagai bola resmi Piala Dunia 2022 pada 30 Maret 2022 dengan label merek Adidas. Meski tercantum sebagai produsen, Adidas mempercayakan Al Rihla dibuat di Indonesia, tepatnya di Madiun, Jawa Timur.

Al Rihla diproduksi PT Global Way Indonesia (GWI) di Kabupaten Madiun. Laman kemlu.go.id juga mencantumkan Al Rihla adalah bola resmi Piala Dunia 2022 di Qatar yang diproduksi di Madiun.

Adidas mempercayakan GWI untuk memproduksi bola tersebut. Perusahaan ini telah mengekspor bolanya ke Uni Emirat Arab, Jerman, Inggris, Amerika Serikat, dan Brasil.

back to top