• Home
  • Berita
  • Megalodon Memang Sangar, Tapi Geraknya Lambat

Megalodon Memang Sangar, Tapi Geraknya Lambat

Redaksi
Aug 09, 2023
Megalodon Memang Sangar, Tapi Geraknya Lambat
Jakarta -

Megalodon adalah predator yang ganas. Tetapi penelitian menunjukkan, saat berenang, spesies ini sebagian besar bergerak sangat lambat.

Hal itu bisa terungkap dari temuan sisik di dalam potongan batu yang mengelilingi satu set gigi fosil megalodon. "Temuan ilmiah besar kami berasal dari 'bukti kecil' sekecil butiran pasir," kata ahli paleobiolog University of DePaul, Profesor Kenshu Shimada dikutip dari IFL Science.

Temuan itu berawal dari tahun 1986, ketika Shimada menerima panggilan telepon dari seorang teman. "Tebak apa yang saya temukan?," kata temannya. Perburuan fosil yang dilakukannya, rupanya menemukan rangkaian gigi asli Otodus megalodon, nama ilmiah spesies megalodon.

Dengan meneliti set gigi ini, rupanya terungkap banyak fragmen tulang rawan terkalsifikasi dan sisik plakoid, kadang-kadang disebut dentikel. Ini adalah tonjolan seperti gigi berduri yang eksklusif untuk ikan bertulang rawan, termasuk hiu.

Bentuk dentikel dapat digunakan sebagai indikator apakah hewan tersebut berenang dengan cepat atau tidak, karena merupakan adaptasi yang mengurangi hambatan dan turbulensi, memungkinkan ikan seperti hiu berenang lebih cepat dan tenang. Secara umum, dentikel kecil membantu hiu bergerak cepat sementara dentikel yang lebih besar membuatnya berenang lebih lambat.

Dentikel yang diangkat dari spesimen Otodus megalodon memiliki jarak keel yang lebar (terpisah sekitar 100 mikrometer) jadi para peneliti melihat bagaimana perbandingannya dengan hiu perairan terbuka yang masih ada. Dentikel melukiskan gambaran kecepatan yang lebih lambat untuk megalodon.

"Hal ini membuat tim peneliti saya menganggap O. megalodon sebagai 'perenang rata-rata'. Ia hanya sesekali berenang lebih cepat untuk menangkap mangsa," jelas Shimada.

Hal yang menarik, tetapi juga sedikit membingungkan karena penelitian terbaru lainnya dari Shimada mengungkapkan bahwa megalodon berdarah panas. Lalu, apa yang mereka lakukan dengan suhu sepanas itu jika mereka bukan perenang aktif? Rupanya ia berusaha keras mencari makanan.

"Tiba-tiba semua menjadi masuk akal. Otodus megalodon pasti telah menelan makanan dalam jumlah besar, jadi sangat mungkin fosil hiu tersebut mencapai gigantisme untuk menginvestasikan metabolisme endotermiknya guna mendukung pemrosesan makanan visceral," ujarnya.



Simak Video "Penampakan Kawanan Hiu Tutul Muncul di Perairan Pasuruan"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/rns)
back to top