• Home
  • Berita
  • Masa Depan Industri Pengiriman Barang: Dari AI Sampai Drone

Masa Depan Industri Pengiriman Barang: Dari AI Sampai Drone

Redaksi
May 28, 2023
Masa Depan Industri Pengiriman Barang: Dari AI Sampai Drone
Jakarta -

Here Technologies, sebuah platform data dan teknologi lokasi, merilis studi berjudul APAC On The Move, yang memuat hasil temuan terhadap perusahaan-perusahaan transportasi dan logistik di Asia Pasifik.

Studi tersebut membahas mengenai tren teknologi saat ini dan aktivitas-aktivitas yang membentuk pengelolaan pendistribusian, armada, dan logistik. Penemuan penting dari APAC On The Move 2023 menunjukkan bahwa pelacakan aset dari hulu ke hilir dan visibilitas pengiriman masih menjadi sebuah tantangan bagi perusahaan-perusahaan logistik di Indonesia selama tiga tahun sejak awal pandemi.

Perusahaan-perusahaan logistik Indonesia yang disurvei mengatakan bahwa penerapan teknologi merupakan tantangan terbesar untuk memperoleh tampilan pendistribusian dari hulu ke hilir secara bersamaan, walaupun mereka juga termotivasi untuk memperbaiki efisiensi pada operasional.

Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menunjukkan adanya perhatian yang lebih dalam peningkatan industri logistik termasuk pembuatan kebijakan Ekosistem Logistik Nasional yang bertujuan untuk mengurangi biaya logistik dan meningkatkan daya saing perekonomian nasional.

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan industri logistik di Indonesia akan tumbuh 5-8% tahun ini, yang mana hal ini didorong oleh digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Namun, Indeks Kinerja Logistik terbaru dari Bank Dunia menunjukkan Indonesia mengalami penurunan sebanyak 15 peringkat dari posisi 46 di 2018, menjadi peringkat 61 di 2023.

Beberpaa temuan yang diungkap dalam laporan tersebut antara lain adalah:

Perusahaan logistik Indonesia masih mengandalkan pelacakan manual
Pandemi telah menunjukkan kerentanan dari intervensi yang dilakukan secara manual pada pendistribusian global. Akan tetapi, sekitar 47% perusahaan-perusahaan logistik Indonesia yang disurvei telah menggabungkan perangkat lunak untuk pelacakan aset dan pemantauan pengiriman dengan melakukan input secara manual guna melacak aset, pengiriman, dan kargo.

Proses yang dilakukan secara manual memiliki peluang lebih tinggi dalam menciptakan kesenjangan dan kerentanan pada pendistribusian, dan ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan belum memiliki infrastruktur yang sesuai. Di satu sisi, solusi pelacakan otomatis dalam waktu yang bersamaan dapat memberikan kesempatan untuk mempercepat inovasi dan mengatasi gangguan-gangguan secara tepat.

Industri logistik Indonesia berharap teknologi masa depan dapat memotong biaya logistik
Perusahaan-perusahaan logistik dapat mengambil keputusan dengan baik berdasarkan informasi cukup melalui pemantauan secara langsung dan penyediaan data yang difasilitasi oleh Internet of Things (IoT).

Di Indonesia, perusahaan logistik sudah menerapkan teknologi IoT. Perusahaan yang bergerak di bidang layanan kurir, ekspres, dan parsel (CEP) (28%) telah menggunakan teknologi IoT, diikuti perusahaan pelacakan barang yang mudah rusak dan obat-obatan (23%), dan perusahaan pelacakan barang besar seperti barang yang tidak mudah rusak dan furnitur (22%).

Aplikasi IoT yang digunakan untuk pengelolaan inventaris (21%), pengelolaan armada (18%), dan pengelolaan gudang (17%) menjadi aplikasi paling popular di antara perusahaan-perusahaan logistik Indonesia.

Ke depannya, perusahaan-perusahaan logistik di Indonesia sangat tertarik untuk berinvestasi pada artificial learning dan machine learning (48%), robotik (37%), dan drone (34%) guna meningkatkan daya tarik industri. Teknologi-teknologi ini dipercaya dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja (46%), meningkatkan kemampuan teknologi (43%) dan mencegah biaya-biaya tambahan (41%).

"Industri Logistik di Indonesia memiliki potensi besar untuk tumbuh secara optimal. Walaupun pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk menurunkan biaya logistik dan meningkatkan daya tarik sektor ini, masih banyak yang harus dilakukan untuk mendorong perusahaan logistik beralih ke teknologi lokasi guna merampingkan/mempersingkat proses logistik dan pada akhirnya dapat memberikan kontribusi kepada pertumbuhan ekonomi negara," kata Abhijit Sengupta, Direktur Senior & Kepala Bisnis untuk Asia Tenggara dan India di Here Technologies, dalam keterangan yang diterima detikINET.



Simak Video "Apakah Aman Jadi Relawan Uji Klinis Chip Otak Elon Musk?"
[Gambas:Video 20detik]
(asj/asj)
back to top