• Home
  • Berita
  • Marak Praktik Ilegal RT RW Net, Nasib Penyelenggara Jaringan Internet Gimana?

Marak Praktik Ilegal RT RW Net, Nasib Penyelenggara Jaringan Internet Gimana?

Redaksi
May 05, 2024
Marak Praktik Ilegal RT RW Net, Nasib Penyelenggara Jaringan Internet Gimana?
Jakarta -

Meski Industri telekomunikasi dikisruhkan dengan adanya praktik usaha ilegal RT RW Net, namun pasar internet tetap memberikan peluang pertumbuhan bagi para penyelenggara jasa internet (ISP).

Analisis Saham PT Trimegah Sekuritas, Richardson Raymond, mengungkapkan penetrasi fixed broadband masih 15% sampai 20% yang didominasi pemain dengan ARPU (average revenue per user) antara Rp 250 ribu hingga Rp 400 ribu.

Disampaikannya bahwa pasar dengan segmen konsumen A dan B sudah digarap oleh perusahaan besar. Sedangkan segmen konsumen mid low dengan ARPU Rp 150 ribu hingga Rp 250 ribu belum tergarap.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

"Dalam beberapa tahun mendatang emiten telekomunikasi besar akan mengarah ke segmen konsumen kelas C dan D yang jumlahnya lebih banyak dan belum tergarap," ujar Richardson dalam keterangan tertulisnya.

"Namun untuk menggarap segmen pasar tersebut memiliki tantangan. Jika dalam penggelaran jaringannya perusahaan tersebut tidak efisien dan cost-nya besar, maka mereka tak mungkin dapat masuk ke segmen konsumen terbesar di Indonesia tersebut,"kata Richardson.

PT Remala Abadi Tbk yang memiliki merek internet service provider (ISP) Tachyon dinilai menjadi emiten yang akan berkompetisi di pasar fixed broadband konsumen kelas C dan D.

"Selain menggarap segmen mid low, Data juga memiliki segmen pasar kelas A dan B. Ini yang membuat kinerja keuangan Data mengalami pertumbuhan signifikan dari tahun ke tahun," tutur Richardson.

Berdasarkan informasi perusahaan, Data melalui brand Tachyon sejak tahun 2010 telah fokus menggarap segmen pangsa pasar "korporasi". Hingga saat ini segmen tersebut memegang kontribusi sebesar 48,79%. Selain itu, Data juga merangkul beberapa ISP untuk menjadi mitra dalam melakukan penetrasi internet di Indonesia.

Saat ini kontribusi segmen pangsa pasar kemitraan dengan ISP memegang setidaknya 32,64%. Segmen kantor pemerintahan juga menjadi target layanan Data. Segmen pasar pemerintahan memberikan kontribusi 9,96% dari pendapatan perseroan. Selebihnya menggarap segmen perumahan dengan produk "Net-home" yang saat ini sudah memberikan kontribusi sebesar 8,61%.

Dari informasi yang dipublikasikan perseroan, saat ini Data memiliki tidak kurang dari 8.500 KM fiber optic. Diharapkan hingga akhir tahun 2024 akan memiliki setidaknya 10.000 KM jaringan fiber optic yang mencakup seluruh wilayah Jawa hingga Bali. Data juga akan terus menambah jumlah homepass dan home connect.

Adapun, saat ini jumlah homepass yang dimiliki perseroan sudah mencapai 137 ribu dengan 15 ribu home connect. Data telah telah memiliki setidaknya enam ribu koneksi ke perkantoran. Sebagai ISP yang selama ini fokus melayani segmen corporate dan kemitraan dengan ISP, Data juga telah menghubungkan setidaknya 70% data center yang ada di Jabodetabek.



Simak Video "Kominfo Masih Kaji Wacana Paket Internet Broadband Minimal 100Mbps"
[Gambas:Video 20detik]
(agt/agt)
back to top