• Home
  • Berita
  • Mantan Karyawan Ungkap Rencana Mengerikan TikTok 'Kuasai Dunia'

Mantan Karyawan Ungkap Rencana Mengerikan TikTok 'Kuasai Dunia'

Redaksi
May 15, 2023
Mantan Karyawan Ungkap Rencana Mengerikan TikTok 'Kuasai Dunia'
Jakarta -

TikTok kembali menjadi sorotan setelah ramai pengakuan seorang mantan karyawan perusahaan induk TikTok, ByteDance, mengklaim bahwa perusahaan asal China itu berupaya mencuri dan mengambil keuntungan dari konten orang lain di seluruh dunia, termasuk Facebook dan Instagram.

Yintao Yu, nama mantan karyawan tersebut, menggugat ByteDance dan mengklaim raksasa media sosial itu dipantau oleh Partai Komunis China dari kantor pusatnya di Beijing. Mantan eksekutif itu juga mengatakan mereka membagikan data milik Amerika Serikat dengan pemerintah China.

Selain itu, Yu mengatakan dalam pengaduannya bahwa ByteDance memanfaatkan pengguna palsu untuk membesar-besarkan metriknya dan berfungsi sebagai alat propaganda yang berguna untuk Partai Komunis China.

Dikutip dari News Nation Now, Yu menuduh ByteDance memecatnya setelah mengungkap rencana mengerikan perusahaan ini. Merespons hal ini, ByteDance menepis tudingan tersebut.

"Kami berkomitmen menghormati kekayaan intelektual perusahaan lain, dan kami memperoleh data sesuai dengan praktik industri dan kebijakan global kami," demikian pernyataan resmi ByteDance.

Gugatan ini muncul kurang dari dua bulan setelah CEO TikTok Shou Zi Chew bersaksi di depan anggota parlemen di Capitol Hill, AS dan menyangkal tudingan bahwa pemerintah China memiliki akses ke data milik 150 juta orang Amerika dengan aplikasi tersebut.

CEO TikTok Shou Zi Chew bersaksi di depan anggota parlemen di Capitol Hill, AS. Foto: AFP via Getty Images/OLIVIER DOULIERY

"Saya tidak melihat bukti bahwa pemerintah China memiliki akses ke data tersebut. Mereka tidak pernah meminta kepada kami, kami pun tidak menyediakan. Saya belum melihat bukti kejadian ini," ujarnya di hadapan para anggota parlemen dan penyelidik.

Masih terkait isu ini, Kementerian Luar Negeri China pada Rabu (10/5) menuduh justru AS yang sengaja menyebarkan disinformasi tentang potensi risiko keamanan TikTok menyusul laporan di Wall Street Journal bahwa Komite Investasi Asing di AS, yang merupakan bagian dari Departemen Keuangan AS, mengancam larangan AS terhadap aplikasi tersebut, kecuali pemilik China-nya melepaskan saham mereka. Lebih lanjut, pemerintahan Joe Biden telah melarang TikTok dari semua perangkat federal.


Bytedance menanggapi gugatan tersebut, dengan mengatakan, "Kami berencana untuk menentang keras apa yang kami yakini sebagai klaim dan tuduhan yang tidak berdasar. Tuan Yu bekerja untuk ByteDance, Inc., kurang dari setahun," tegas mereka.



Simak Video "Induk Perusahaan TikTok PHK Ratusan Karyawan"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/afr)
back to top