Langit Hawaii Merah Membara Akibat Letusan Gunung Api Terbesar Dunia
Gunung Mauna Loa di Hawaii, meletus untuk pertama kalinya dalam hampir empat dekade. Letusan dahsyat ini mengubah warna langit menjadi merah membara.
Meletus pada Minggu (27/11) malam, National Weather Service (NWS) Honolulu mencatat gunung api aktif terbesar di dunia ini melontarkan abu hingga lebih dari 13 km ke udara sehingga mempengaruhi semua perjalanan udara di wilayah sekitarnya.
Masyarakat setempat sejauh tidak terdampak letusan dan belum ada perintah evakuasi. Meski demikian, NWS memperingatkan penduduk bahwa gas vulkanik dan abu halus dapat melayang ke arah mereka.
Dikutip dari New York Post, Mauna Loa berada di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Berapi Hawaii yang mencakup separuh Pulau Besar di negara bagian AS tersebut. Gunung berapi ini memiliki ketinggian 4.169 meter di atas permukaan laut, dan memliki luas lebih dari 5.179 km persegi.
Gunung ini erupsi pukul 23:30 waktu setempat pada Minggu di Moku'āweoweo yang merupakan kaldera puncak gunung berapi. Letusan ini memunculkan pemandangan menakjubkan sekaligus mengerikan di langit Hawaii. Muntahan lava yang mendidih dan berwarna terang, menyebabkan langit malam di pulau terbesar Hawaii itu terlihat memerah seperti terbakar.
Dalam tangkapan kamera mode long exposure pada foto di atas, tampak mobil-mobil melaju di Saddle Road saat Mauna Loa meletus di kejauhan dengan latar langit tampak seperti dipenuhi api yang berkobar.
Menurut United States Geological Survey (USGS), Mauna Loa sudah meletus sebanyak 33 kali sejak 1843. Letusan terakhir terjadi pada 1984 di mana aliran lahar mengalir dalam jarak 5 mil dari Hilo, kota terpadat di pulau itu.
Namun populasi di Pulau Besar ini meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 1980 menjadi 200.000 jiwa. Badan pertahanan sipil Hawaii telah memperingatkan warganya terancam menghadapi "bencana lahar".
"Aliran lahar ini jarang menimbulkan risiko kematian, tapi ini bisa sangat merusak infrasktruktur," kata Dr Jessica Johnson, ahli geofisika gunung berapi Inggris yang pernah bekerja di Hawaiian Volcano Observatory.
Dia memperingatkan aliran lahar bisa berisiko terhadap Hilo dan Kona (wilayah padat penduduk lainnya), dan menambahkan bahwa gas vulkanik dapat menyebabkan masalah pernapasan bagi penduduk setempat.