Kuartal I 2023, Telkom Raup Pendapatan Rp 36,1 Triliun
![Kuartal I 2023, Telkom Raup Pendapatan Rp 36,1 Triliun](https://arenagadget.id/assets/uploads/2023/04/kuartal-i-2023-telkom-raup-pendapatan-rp-361-triliun-gedung-telkom-1.jpeg)
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) mencatat kinerja positif di tahun 2023. Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengungkapkan perseroan mencatatkan pendapatan Rp 36,1 triliun atau tumbuh 2,5% secara year-on-year (yoy) dengan Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi (EBITDA) senilai Rp 18,9 triliun.
Tak hanya pendapatan, profitabilitas perseroan juga kian menguat dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 5,0% dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 6,4 triliun.
"Tahun ini, Telkom akan semakin gencar mengimplementasikan strategi Five Bold Moves, yakni FMC, Data Center Co, Infra Co, B2B Digital IT Service Co, dan DigiCo demi menciptakan value yang optimal dan keberlangsungan perusahaan yang semakin baik ke depannya," ujar Ririek dalam keterangan tertulis, Sabtu (29/4/2023).
"Kinerja tiga bulan pertama tahun 2023 ini menjadi awal yang baik dan motivasi bagi TelkomGroup untuk dapat terus memberikan pencapaian dan kontribusi terbaik bagi perusahaan, pelanggan, masyarakat dan negara," sambungnya.
Ririek menjelaskan pada segmen Mobile, Telkomsel selaku anak usaha Telkom membukukan pendapatan Rp 21,5 triliun atau tumbuh 1,1% dari periode yang sama tahun lalu. Digital Business menjadi kontributor pertumbuhan kinerja dengan kontribusi sebesar 84,4% dari total pendapatan.
Segmen ini, ujar Ririek, tumbuh positif sebesar Rp 18,2 triliun atau 7,1% yoy dibanding periode yang sama di tahun 2022. Telkomsel juga tercatat telah melayani 151,1 juta pelanggan dengan data payload yang tumbuh positif hingga 11,0% yoy menjadi 4.217.405 TB dan konsumsi payload menyentuh 12.324 MB per pengguna layanan data atau tumbuh 11,7% yoy.
Ririek mengungkapkan pada 6 April 2023, Telkom telah menandatangani Perjanjian Pemisahan Bersyarat (Conditional Spin-off Agreement/CSA) untuk mengintegrasikan IndiHome ke Telkomsel. Aksi korporasi ini merupakan salah satu bagian dari implementasi strategi utama Five Bold Moves, yakni Fixed Mobile Convergence. FMC bertujuan untuk menyediakan variasi layanan broadband terbaik, memperkuat bisnis, dan mewujudkan inklusi digital di Indonesia.
Dengan mengintegrasikan IndiHome dan Telkomsel, maka Business to Consumers (B2C) di TelkomGroup akan sepenuhnya dikelola oleh Telkomsel. Ririek menyampaikan ke depannya, Telkom akan fokus pada segmen Business to Business (B2B).
Ia menambahkan bersamaan dengan integrasi ini, terdapat perubahan komposisi kepemilikan di Telkomsel. Kepemilikan efektif Singtel di Telkomsel menjadi 30,1%, sementara kepemilikan Telkom di Telkomsel naik menjadi 69.9%.
Pada segmen Consumer, Ririek menuturkan pendapatan IndiHome tercatat sebesar Rp7,2 triliun atau tumbuh positif 5 % dari periode yang sama tahun lalu, dengan kontribusi 19,9% dari total pendapatan Perseroan dan EBITDA yang stabil pada kisaran 50%.
Sementara, pelanggan IndiHome naik sebesar 7,0% dari akhir tahun lalu menjadi 9,4 juta pelanggan, 65% di antaranya merupakan pelanggan Dual Play dan 35% pelanggan Triple Play. Selain itu, ARPU IndiHome berada pada kisaran harga Rp 264 ribu.
Pada segmen Enterprise, perseroan mencatat kinerja sebesar Rp 4,5 triliun atau tumbuh 7,8% yoy dengan layanan B2B Digital IT Services dan Enterprise Connectivity sebagai kontributor utama pendapatan. Ririek menyampaikan Telkom terus memperkuat kapabilitas di bisnis cloud melalui kerja sama strategis dengan pemain teknologi global, di samping terus meningkatkan kualitas dalam memberikan solusi digital kepada pelanggan.
Sementara itu pendapatan segmen Wholesale and International tumbuh 4,0% yoy menjadi Rp 4 triliun dengan kontribusi utama dari bisnis layanan suara wholesale internasional dan bisnis infrastruktur digital.
Pada bisnis tower, Mitratel selaku anak usaha Telkom menutup triwulan pertama 2023 dengan kepemilikan sebanyak 36.439 unit tower dan tenancy ratio 1,46x. Mitratel membukukan pendapatan sebesar Rp 2,1 triliun atau tumbuh 9,9% yoy, yang utamanya didorong oleh perolehan dari sewa menara.
Ririek menambahkan EBITDA dan laba bersih perusahaan pada tiga bulan pertama tahun ini tumbuh 16,2% dan 9,1% yoy. Demi memperkuat portofolio bisnis, Mitratel mengembangkan bisnis Fiber-to-the-Tower dengan membangun 19.496 km fiber optik dan mengakuisisi kabel lainnya sepanjang 6.012 km.
Hingga akhir Maret 2023, total belanja modal perseroan mencapai Rp 7,4 triliun atau 20,6% dari total pendapatan. Ririek mengungkapkan anggaran ini difokuskan pada pengembangan infrastruktur jaringan telekomunikasi demi pengalaman digital pelanggan yang lebih baik.
Pada bisnis fixed, belanja modal digunakan untuk pengembangan akses fiber optic, infrastruktur kabel laut dan proyek lainnya seperti menara telekomunikasi dan data center. Ririek menambahkan belanja modal juga digunakan untuk peningkatan kualitas dan kapasitas jaringan 4G, pengembangan teknologi 5G serta penguatan sistem IT.
(fhs/ega)