Kisah Inspiratif Anak Tukang Batu Boyolali Bisa Masuk Forbes
Tri Ahmad Irfan membuktikan bahwa siapa saja bisa bangkit dan menginspirasi. Dengan tekad yang kuat dari Boyolali, Irfan berhasil magang hingga Silicon Valley. Tak hanya itu, dia berhasil masuk ke Forbes dalam kategori 30 Under 30 - Asia - Social Impact (2022). Seperti apa kisahnya?
Ditemui detikINET, Irfan menceritakan bahwa dirinya berasal dari keluarga yang tergolong miskin. Kedua orangtuanya tidak bersekolah, sementara kedua kakaknya menempuh pendidikan hingga bangku SMK.
Rumahnya pun sederhana. Lantainya beralas tanah, sedangkan dindingnya terbuat dari anyaman bambu.
"Aku kira banyak orang kayak gitu. Karena memang tetangga-tetangga kebanyakan kayak gitu. Tapi setelah kuliah ternyata aku ini termasuk keluarga miskin," kisah Irfan.
"Bahkan ketika setiap kali ada bantuan pemerintah kayak raskin (beras miskin), itu selalu ditempel kayak ada logonya 'bagian dari keluarga miskin'. Nggak boleh dicopot, kalau dicopot nanti nggak ada dapat bantuan dari pemerintah," lanjutnya.
Lebih lanjut, Irfan membeberkan pekerjaan kedua orangtuanya. Ayahnya bekerja serabutan, kebanyakan menjadi buruh tani. Namun terkadang ayahnya juga mencari uang sebagai tukang pecah batu. Ibunya bertani, disambi menjadi asisten rumah tangga.
Sejak kecil, Irfan tumbuh mandiri. Dia turut membantu orangtuanya untuk mencari uang ketika masih duduk di bangku sekolah. Cara yang dia tempuh adalah dengan mengandalkan otaknya yang cerdas.
"Kebetulan aku itu bisa ikut lomba, dan kalau menang itu dapat uang hadiah. Hadiah itu bisa bantu orangtua lah buat bayar utang, kebutuhan sehari-hari," ujarnya.
Saat ditanya lomba apa yang diikuti, dengan senyum tipis Irfan menjawab, "Olimpiade sains nasional. Dulu di bidang IPA dan Fisika".
Bermulai dari lomba tersebut. Irfan sedikit demi sedikit mulai mendapatkan beasiswa. Pendidikan yang diterimanya di kampung kini mulai merambah Ibukota. Irfan berhasil menjadi mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Fasilkom UI) angkatan 2013.
[Gambas:Instagram]
"Dari UI, aku lebih tergerak untuk belajar programming, membangun software, samapi akhirnya bisa intern di luar negeri, di Silicon Valley dan di sana bisa melihat bagaimana sih start up teknologi. Setelah itu banyak belajar akhirnya sekarang membangun Lumina," tuturnya.
[Gambas:Instagram]
Lumina adalah aplikasi cari kerja dan info loker se-Indonesia. Tujuannya adalah memberikan peluang ekonomi yang lebih baik bagi pekerja kerah biru. Mengapa membangun perusahaan ini, Irfan mengaku terinspirasi dari lingkungannya yang kebanyakan bekerja sebagai buruh.
Irfan berposisi sebagai Co-Founder dan CTO Lumina. Dia bekerja bersama dengan Aswin Andrison yang menjabar sebagai Co-Founder and CEO Lumina.
Sejak awal didirikan tahun 2021, Lumina berkembang pesat. Pada akhirnya, Lumina mendapatkan pendanaan besar dari Y Combinator (YC) dan Alpha JWC Ventures pada Januari 2022.
Tak lama berselang, Irfan masuk ke dalam jejeran 30 - Asia - Social Impact (2022) di Forbes. Hal ini menjadi pencapaian besar dan bukti kerja kerasnya selama ini.
[Gambas:Instagram]
Simak Video "Oprah Winfrey Jadi Wanita Mandiri Terkaya di Amerika versi Forbes"
[Gambas:Video 20detik]
(ask/rns)