Kenalan dengan Black Piranha, Ikan dengan Gigitan Paling Mengerikan
Selain ukuran tubuhnya yang diperhitungkan, piranha hitam dan piranha raksasa atau megapirahna yang telah punah adalah ikan karnivora yang gigitannya paling kuat, demikian temuan para peneliti dalam laporan yang dipublikasikan di jurnal Scientific Report.
Penelitian berjudul 'Mega -Bites: Extreme Jaw Forces of Living and Extinct Piranha', menyoroti morfologi rahang khusus piranha, yang memungkinkan mereka menyerang dan menggigit mangsa yang jauh lebih besar.
Guillermo Ortí, Profesor Biologi George Washington University Louis Weintraub di Columbian College of Arts and Sciences, adalah salah satu penulis makalah ini. Penelitiannya berfokus pada evolusi ikan secara umum, tetapi mengkhususkan diri pada ikan perairan sungai Amazon untuk mengungkap hubungan evolusioner berdasarkan data urutan DNA. Pada tahun 2010, Orti bersama peneliti lain berpartisipasi dalam ekspedisi ke Sungai Xingu dan Iriri di Amazonia untuk mengumpulkan data tentang ikan tersebut.
Sifat agresif Piranha, ukuran yang relatif kecil dan populasi yang dapat diakses menjadikan mereka kelompok vertebrata predator yang cocok untuk mempelajari evolusi kemampuan menggigit yang ekstrem. Bahkan pada ukuran tubuhnya yang kecil, studi menunjukkan bahwa piranha akan menyerang dan menggigit potongan tulang dan daging dari mangsa berkali-kali lebih besar dari diri mereka sendiri.
Terlepas dari reputasi mereka, seperti dikutip dari ScienceBlog, tidak ada data kuantitatif atau perkiraan empiris mengenai kemampuan menggigit piranha. Karenanya makalah ini kemungkinan menjadi yang pertama melaporkan pengukuran kekuatan gigitan yang diambil dari spesimen liar spesies piranha karnivora terbesar di Amazon, yakni piranha hitam.
Laporan ini juga menjelaskan morfologi fungsional yang mendasari rahang yang memungkinkan makhluk ini menggigit dengan kekuatan 30 kali lebih besar dari beratnya. Ikan ini bahkan disebut punya gigitan lebih kuat dari dinosaurus T-Rex. Gigitan yang kuat terutama dicapai karena massa otot rahang piranha hitam yang besar dan transmisi yang efisien dari kekuatan kontraktilnya yang besar melalui 'tuas' penutup rahang.
Ekspedisi ini diselenggarakan dan difilmkan oleh National Geographic. Program selanjutnya bernama Megapiranha ditayangkan di National Geographic Channel menampilkan ekspedisi tersebut dan berfokus pada makhluk yang ada jutaan tahun lalu.
"Sangat menyenangkan untuk berpartisipasi dalam proyek ini, melakukan perjalanan sekali lagi ke Amazon untuk dapat mengukur kekuatan gigitan secara langsung di alam liar. Saya belajar banyak biomekanik dari rekan-rekan saya sambil mengumpulkan spesimen berharga untuk penelitian saya sendiri," kata Orti.
Para penulis juga merekonstruksi kekuatan gigitan megapiranha, menunjukkan bahwa untuk ukuran tubuhnya yang relatif kecil, gigitan fosil piranha ini mengerdilkan mega-predator lain yang telah punah, termasuk hiu pemakan paus dan placoderm Devonian. Penelitian di lab Ortí terus berfokus pada merekonstruksi pohon silsilah ikan termasuk piranha berdasarkan data genomik.
Simak Video "Tujuan China Pelajari Paparan Radiasi Biologis di Luar Angkasa"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/rns)