Kata Pakar Soal 34 Juta Data Paspor yang Bocor: Kurang Nendang
Lagi-lagi terjadi dugaan kebocoran data, kali ini data yang diduga bocor adalah 34 juta data paspor warga Indonesia yang muncul di situs milik Bjorka.
Dalam situs tersebut, Bjorka menyebut ada 34 juta data paspor warga Indonesia yang tersimpan dalam satu file berukuran 1GB. Ia pun memberikan sampel sebanyak 1 juta data.
Pengamat keamanan siber dari Vaksincom Alfons Tanujaya mengaku sudah mengunduh dan menganalisa data sampel yang berisi 1 juta data tersebut. Menurutnya, data yang tersedia dari sampel tersebut agak terbatas.
"Datanya agak terbatas: nomor paspor, nama lengkap, tanggal lahir, dan NIKIM (Nomor Induk Keimigrasian-red)," kata Alfons saat dihubungi detikINET.
Menurutnya, keabsahan data ini harus diperiksa oleh Direktorat Jendral (Ditjen) Imigrasi. Yaitu apakah data yang dibocorkan ini sesuai dengan NIKIM, nomor paspor, dan nama pemegang paspornya.
Hanya saja, Alfons mengakui kalau data yang dibocorkan ini terlihat kurang menarik. Misalnya karena data yang dibocorkan tidak banyak dan mengandung banyak data lama.
"Sampel datanya sendiri kurang nendang karena cukup banyak yang mengandung data lama dimana banyak yang kelahiran tahun 1921. Masih agak terbatas bocornya dan kualitas datanya kurang menarik bagi kriminal dibandingkan data yang bocor sebelumnya," jelasnya.
Alfons meyakini kalau data yang bocor ini berasal dari Ditjen Imigrasi. Pasalnya, NIKIM adalah data unik yang hanya dimiliki oleh Ditjen Imigrasi.
"Ini kemungkinan memang data imigrasi yang bocor karena yang punya NIKIM kan cuma imigrasi," jelasnya.
DetikINET sudah menghubungi pihak Ditjen Imigrasi, namun sampai tulisan ini dibuat belum mendapat tanggapan.
Meski datanya kurang nendang, Alfons memberikan catatan terkait bocornya data NIKIM, yang semestinya dijaga dengan baik dan berhati-hati oleh Ditjen Imigrasi.
"NIKIM itu kan nantinya akan dijadikan database dasar untuk paspor elektronik. Jadi memang sudah selayaknya dijaga dengan baik dan berhati-hati oleh imigrasi. Kalau nomor NIKIM dan data terkait bisa bocor. Mau dienkripsi seperti apa juga kalau data terkait nikim ini bocor," keluh Alfons.
Oleh karena itu, Alfons menyarankan Ditjen Imigrasi melakukan investigasi untuk mencari sumber kebocoran data ini. Karena NIKIM adalah data unik yang hanya berasal dari mereka.
Jumlah data yang sedikit ini pun menurut Alfons menjadi keuntungan, karena investigasinya semestinya menjadi lebih mudah.
"Waktu kita ajukan paspor kan data pendukung yang harus kita berikan cukup banyak. Jadi bocornya terbatas dan harusnya dari sini bisa diketahui sebenarnya sumber kebocorannya dari mana," tutup Alfons.
Simak Video "Muncul Isu 34 Juta Data Paspor Indonesia Bocor"
[Gambas:Video 20detik]
(asj/asj)