• Home
  • Berita
  • Jejak Peradaban Sundaland di Batu Gajah Hingga Artefak Perunggu

Jejak Peradaban Sundaland di Batu Gajah Hingga Artefak Perunggu

Redaksi
Aug 30, 2024
Jejak Peradaban Sundaland di Batu Gajah Hingga Artefak Perunggu
Daftar Isi
  • Industri Logam Perunggu
  • Batu Gajah
Jakarta -

Jejak-jejak peradaban masa lalu penting diungkap melalui pendekatan multi-disiplin keilmuan, termasuk arkeologi. Hal ini diperlukan guna memperoleh gambaran utuh peradaban leluhur bangsa Indonesia yang mendiami kawasan Nusantara.

Prof. Dr. Agus Aris Munandar, ilmuwan dari Pusat Studi Arkeologi UI menyebutkan, wilayah Indonesia menyimpan bermacam peninggalan sejarah peradaban Zaman Es. Peninggalan ini banyak tersebar di Indonesia bagian barat.

Sundaland di barat dan Paparan Sahul di timur. Foto: dok. Prof. Dr. Agus Aris Munandar

"Sundaland itu Paparan Sunda yang berada di barat, sedangkan Paparan Sahul itu yang di timur. Yang saya bicarakan ini di bagian barat yang dulu pernah menyambungkan pulau-pulau Indonesia bagian barat dengan daratan Asia Tenggara," ujar Agus dalam pemaparannya di Seminar Nasional Warisan Peradaban Sundaland yang diadakan secara hybrid online dan offline oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Titik-titik merah adalah situs-situs prasejarah penting. Foto: dok. Prof. Dr. Agus Aris Munandar

Pada masa sekitar 2.000 hingga 8.000 SM, permukaan air laut naik. Di masa itu, terdapat bukti-bukti tahapan zaman batu Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum, lalu menjadi modern lagi.

Foto: dok. Prof. Dr. Agus Aris Munandar

"Dalam sejarah peradaban manusia, ada pertanyaan, di masa 12 ribu SM peradaban manusia kok mundur lagi. Seperti memulai lagi. Adakah sisa dari peradaban?" Agus mempertanyakan.

ADVERTISEMENT

"Jadi ada peradaban Sundaland yang secara hipotetis mungkin tenggelam. Lalu yang menarik adalah ketika Homo sapiens itu mundur lagi ke pulau-pulau yang tinggi peradabannya, kok jadi Paleolitikum lagi," jelasnya.

Industri Logam Perunggu

Berdasarkan data arkeologis yang ditemukan tersebar di wilayah yang kini disebut Asia Tenggara, ada peradaban maju yang ditandai dengan keberadaan industri logam besar yang dinamakan Dong-son.

Temuan paling banyak dari zaman ini adalah nekara, yakni gendang besar terbuat dari perunggu berhiaskan ukiran orang menari, perahu, topeng, dan sebagainya.

Nekara, salah satu peninggalan yang menandai peradaban manusia mulai memiliki industri kerajinan logam. Foto: dok. Prof. Dr. Agus Aris Munandar

"Manusia pada masa itu memproduksi berbagai peralatan dari logam perunggu antara lain nekara, tambur perunggu, pedang, pisau, perisai, mata panah, dan sebagainya. Peradaban Dong-son menyebar ke wilayah Asia Tenggara termasuk ke Indonesia," ujar Agus.

Contoh artefak ini, sebut Agus, banyak disimpan di museum di Hanoi, Vietnam. Indonesia pun punya peninggalan nekara-nekara tersebut yang disimpan di Museum Nasional dan di beberapa museum di Pulau Jawa. Sayang, peninggalan yang disimpan di Museum Nasional rusak saat kebakaran September 2023.

Batu Gajah

Di pedalaman Sumatra Selatan di kawasan situs Megalitik Pasemah, ditemukan batu-batu besar yang diukir dan dipahat membentuk figur orang dengan busana yang sangat berbeda dengan busana masyarakat Nusantara yang kita kenal.

"Penggambarannya mereka memakai helm, kakinya seperti memakai sepatu boot, baju hangat, dan membawa nekara di belakangnya," ujarnya.

Foto: dok. Prof. Dr. Agus Aris Munandar

Ditemukan pula batu yang dinamakan Batu Gajah. Batu tersebut diukir menggambarkan seekor gajah yang ditunggangi seseorang dengan ciri mengenakan pakaian tertutup seperti jaket, alas kaki seperti sepatu boot, helm, dan membawa nekara.

"Pakaiannya bukan seperti orang yang hidup di daerah tropis, tetapi mungkin subtropis. Tapi kenapa ada di pedalaman Sumatra bagian selatan?," kata Agus.

Foto: dok. Prof. Dr. Agus Aris Munandar

Penelitian Agus mencatat, temuan Batu Gajah mengindikasikan bahwa gajah merupakan hewan terbesar dalam perkembangan kebudayaan manusia. Selanjutnya, hewan ini dianggap sebagai hewan tunggangan seorang pemimpin atau raja, terlihat dari busananya yang digambarkan seorang pemimpin apapun namanya yang memimpin masyarakat itu.

Agus berpendapat, jejak arkeologis dari peradaban Sundaland umumnya ditemukan di pulau-pulau dan wilayah tinggi. Berbagai temuan menunjukkan tahap-tahap awal perkembangan peradaban manusia hingga memasuki zaman sejarah.

Peradaban Zaman Batu di pulau-pulau dan tempat-tempat tinggi terjadi setelah naiknya permukaan air laut. Mungkin telah ada peradaban di dataran rendah dan lembah-lembah kawasan Paparan Sunda sebelum air laut naik.

"Hal itu dapat terjadi sebab sepanjang Zaman Pleistosen sampai sekitar tahun 11 ribu SM, Paparan Sunda masih menyatukan kepulauan Indonesia bagian barat dengan daratan Asia Tenggara," kata Agus.

Disebutkan olehnya, Paparan Sunda eksis dalam masa yang cukup panjang dalam era Pleistosen sekitar 2 juta tahun yang lalu hingga 11 ribu SM, di masa awal Holosen. Dalam rentang masa yang lama tersebut di Sundaland sangat mungkin berkembang kelompok-kelompok masyarakat yang mendukung kebudayaannya masing-masing.

Sementara itu di daerah pedalaman yang berupa dataran tinggi dan pegunungan di sekitar Sundaland juga terdapat kelompok-kelompok masyarakat yang mengembangkan kebudayaan dalam tahapan sederhana hingga agak maju.

"Dapat diasumsikan bahwa kemahiran pembuatan nekara Dongson adalah meneruskan sebagian kecil tradisi pencapaian peradaban masyarakat di Sundaland. Masih ada sisa peradaban. Nekara-nekara dan ornamennya dapat menjadi data untuk mengungkap lebih lanjut kajian terhadap kebudayaan manusia yang mungkin pernah ada di Sundaland," tutupnya.



Misteri Indonesia Benua Tenggelam

Misteri Indonesia Benua Tenggelam


(rns/fay)
back to top