• Home
  • Berita
  • Ini Alasan AS, China, Rusia Hingga India Berlomba ke Bulan

Ini Alasan AS, China, Rusia Hingga India Berlomba ke Bulan

Redaksi
Aug 30, 2023
Ini Alasan AS, China, Rusia Hingga India Berlomba ke Bulan
Jakarta -

Hampir setiap negara yang memiliki program luar angkasa, berlomba-lomba menuju Bulan dan berebut tempat di kutub selatan Bulan.

Yang terbaru, ada India yang berhasil mendaratkan pesawat ruang angkasa di sana, pada Rabu (23/8). India mencatat sejarah sebagai negara keempat yang berhasil mendarat di Bulan setelah, AS, Uni Soviet, dan China. Selain itu, badan antariksa nasional India, ISRO, juga berhasil mendaratkan wahana Chandrayaan-3 di dekat kutub selatan Bulan.

Ini adalah pertama kalinya India mendaratkan pesawat ruang angkasa di Bulan, dan pertama kalinya bagi sebuah negara berhasil mendarat di kutub selatan Bulan yang menjadi incaran.

Seperti dikutip dari NPR, kutub selatan Bulan punya daya tarik tersendiri. Negara yang bisa mendarat di sana, bisa punya kesempatan menjelajahi kawah kutub yang gelap dengan harapan menemukan air es dalam jumlah yang dapat digunakan.

Ilmuwan Menemukan Air di Bulan

Pada awal 1960-an, sebelum pendaratan pertama Apollo, para ilmuwan berspekulasi bahwa kemungkinan besar ada air di Bulan. Namun, sampel Bulan yang dibawa oleh kru Apollo untuk dianalisis pada akhir tahun 1960an dan awal tahun 1970-an tampaknya kering.

Dikutip dari Reuters, di tahun 2008, peneliti Brown University meninjau kembali sampel Bulan tersebut dengan teknologi baru dan menemukan material hidrogen di dalam butiran kecil kaca vulkanik. Pada tahun 2009, instrumen NASA yang dipasang pada wahana Chandrayaan-1 milik ISRO India mendeteksi air di permukaan Bulan.

Pada tahun yang sama, wahana antariksa NASA lainnya yang mencapai kutub selatan, menemukan keberadaan es di bawah permukaan Bulan. Misi NASA sebelumnya, Lunar Prospector pada tahun 1998, telah menemukan bukti bahwa konsentrasi es tertinggi berada di kawah bayangan kutub selatan Bulan.

Pentingnya Air di Bulan

Ilmuwan tertarik meneliti kantong es kuno di Bulan, karena mereka dapat memberikan catatan tentang gunung berapi di Bulan, material yang dibawa komet dan asteroid ke Bumi, dan asal muasal lautan.

Jika es tersedia dalam jumlah yang cukup, es tersebut dapat menjadi sumber air minum untuk misi eksplorasi Bulan dan dapat membantu mendinginkan peralatan.

Es juga bisa dipecah untuk menghasilkan hidrogen sebagai bahan bakar dan oksigen untuk bernafas untuk mendukung misi ke Mars atau penambangan di Bulan.

Untuk diketahui, Perjanjian Luar Angkasa PBB tahun 1967 melarang negara mana pun mengklaim kepemilikan Bulan. Meski demikian, tidak ada ketentuan yang bisa menghentikan operasi komersial.

Upaya yang dipimpin AS untuk menetapkan serangkaian prinsip eksplorasi Bulan dan penggunaan sumber dayanya, Perjanjian Artemis, telah ditandatangani 27 negara. Namun China dan Rusia belum menandatangani perjanjian tersebut.



Simak Video "China Kebut Fase Keempat Proyek Eksplorasi Bulan"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/rns)
back to top