• Home
  • Berita
  • Industri Game Lokal Diproyeksi Meningkat di 2025, PC Masih Pilihan Utama

Industri Game Lokal Diproyeksi Meningkat di 2025, PC Masih Pilihan Utama

Redaksi
Nov 29, 2024
Industri Game Lokal Diproyeksi Meningkat di 2025, PC Masih Pilihan Utama
Jakarta -

Pertumbuhan industri game lokal pada 2024 meningkat drastis, bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Lantas bagaimana dengan 2025?

Ketua Umum Asosiasi Game Indonesia (AGI), Shafiq Husein, memprediksi kalau persebaran game buatan developer Indonesia akan lebih tinggi lagi pada tahun depan. Dalam hal ini PC masih menjadi platform favorit para studio game di Tanah Air.

"Jadi memang rata-rata tuh ke PC dan konsol. Sebenarnya simple sih, ya memang tren premium game ini tuh memang very straight forward gitu loh. Beda sama free to play atau freemium yang mobile ya," kata Shafiq kepada detikINET dalam acara konferensi pers Indonesia Game Festival 2024 di Flix Cinema, Jakarta, Kamis (28/11/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dirinya menjelaskan, untuk proses bisnis dan pengembangan game premium lebih sederhana. Ketika developer selesai membuat deck dan demo, mereka bisa lanjut ke tahap selanjutnya, yakni mencari publisher. Setelah publisher tertarik mendanai, maka developer akan melanjutkan pengembangannya.

"Jadi kayak ada orang yang membantu menjual, tapi orang yang menjual ini ngasih kita modal untuk menyelesaikan gamenya gitu. Nah buat beberapa developer, metode kayak gitu it works buat mereka," jelas Shafiq.

ADVERTISEMENT

Namun ia mengakui, kalau soal revenue, game mobile multiplayer online lebih besar dibandingkan PC dan konsol. Menurutnya, platform mobile masih memimpin pasar industri game hingga saat ini.

Namun tidak menargetkan market game mobile, bukan berarti para developer ini tidak bisa membuatnya. Salah satu alasannya karena tidak mau repot menyuguhkan pembaruan konten di dalam permainan, seperti yang dilakukan kebanyakan game mobile multiplayer online.

"Betul (agak malas kasih pembaruan konten), bisa jadi salah satunya karena kan premium kan jelas ya beli putus. Cuma kan kalau di mobile kan ada update konten, ada monetisasi, lebih kompleks. Cuma dapat duitnya sebenarnya lebih banyak. Tinggal masalahnya mau kayak gimana aja sih dapat duitnya gitu loh," ucap Shafiq.

Ditambah menurutnya, sekarang sudah banyak developer baru, yang mungkin belum siap kalau memang harus langsung bikin plan panjang seperti itu. Jadi kata Shafiq, mungkin mereka mencoba terlebih dahulu bikin yang scope-nya kecil tapi buat PC.

Cuma di sini Shafiq memperkirakan, kalau ke depannya perubahan minat gamer bukan pada platform-nya, melainkan status game tersebut. Bisa jadi dalam waktu dekat, game premium lebih digandrungi dibandingkan free to play.

"Aku dengar juga kayak dari Google dari Apple itu, mereka juga udah lumayan lebih agresif sekarang untuk mempromosikan kayak, 'eh bikin game premium dong taruh nih di Play Store atau di App Store', karena kayak user mereka juga punya daya beli nih. Orang-orang di mobile ini udah pada mau belinya premium game juga gitu. Jadi bisa jadi nanti trennya malah ke arah sana-sana gitu," pungkasnya.



Video: Tantangan Developer Game Lokal Rajai Pasar dalam Negeri

Video: Tantangan Developer Game Lokal Rajai Pasar dalam Negeri


(hps/fyk)
back to top