Implan Otak Pakai AI, Wanita Ini Bisa Bicara Lagi

Dengan implan otak yang ditenagai artificial intelligence (AI), seorang perempuan bernama Ann yang mengalami kelumpuhan akhirnya bisa bicara lagi. AI membaca kode aktivitas otak untuk mengetahui apa yang ingin disampaikannya, kemudian mengasosiasikannya dengan perbendaharaan kata yang sudah dipelajarinya.
Kelompok peneliti dari University of California, Berkeley (UC Berkeley) dan University of California, San Francisco (UCSF), adalah yang mengembangkan implan otak dengan AI ini. Studi yang dipimpin ketua bedah saraf di UCSF ini sudah dipublikasikan di Nature. Videonya pun diunggah ke YouTube.
Tim peneliti turut menjelaskan bagaimana cara kerja implan otak AI itu. Pertama-tama, mereka menanamkan 253 elektroda persegi panjang setipis kertas di bagian otak wanita yang mengirimkan sinyal ke otot yang bertanggung jawab untuk berbicara. Setelah beberapa minggu pelatihan algoritmik, AI berhasil memecahkan kode aktivitas otaknya menjadi gerakan wajah yang terkait dengan kosakata lebih dari 1.000 kata.
Melansir Next Shark, berkat implan itu, Ann mampu menyampaikan pesan melalui avatar menggunakan suara sintesis yang dibuat dari rekaman Ann saat di pernikahannya.
[Gambas:Youtube]
Gopala Anumanchipalli, asisten profesor di Department of Electrical Engineering and Computer Sciences yang juga ikut menulis makalah tersebut, menjelaskan bahwa mereka menggunakan perangkat baru yang disebut speech neuroprosthesis atau neuroprostesis bicara. Ini membantu Ann yang lumpuh karena stroke, kembali berbicara dan menyampaikan emosi melalui perangkat.
"Memulihkan suara saja sudah mengesankan, namun komunikasi wajah merupakan hal yang hakiki dalam diri manusia, dan mengembalikan rasa perwujudan dan kendali pada pasien yang kehilangan hal tersebut," kata Michael Berger, CTO dan salah satu pendiri Speech Graphics.
Selain Ann, peneliti sebelumnya menggunakan antarmuka otak-komputer dalam penelitian lain untuk membantu Pat Bennett, seorang wanita berusia 68 tahun yang menderita amyotrophic lateral sclerosis, atau penyakit neuron motorik, untuk berbicara kembali.
Dengan menggunakan AI dan dua sensor kecil yang terhubung ke dua wilayah terpisah di otaknya, penelitian ini memberikan hasil yang menjanjikan, dengan data menunjukkan bahwa Bennett mampu berkomunikasi dengan kecepatan rata-rata 62 kata per menit.
Simak Video "Indonesia Harus Sigap Hadapi Dominasi AI"
[Gambas:Video 20detik]
(ask/ask)