• Home
  • Berita
  • Ilmuwan Rusia Dituduh Bocorkan Rahasia Rudal Hipersonik ke China

Ilmuwan Rusia Dituduh Bocorkan Rahasia Rudal Hipersonik ke China

Redaksi
May 30, 2023
Ilmuwan Rusia Dituduh Bocorkan Rahasia Rudal Hipersonik ke China
Jakarta -

Direktur lembaga sains top Rusia ditangkap karena dicurigai melakukan pengkhianatan bersama dengan dua pakar teknologi rudal hipersonik lainnya. Mereka dituduh berkhianat dengan membocorkan rahasia ke China.

"Alexander Shiplyuk, Kepala Khristianovich Institute of Theoretical and Applied Mechanics (ITAM) Siberia, diduga menyerahkan materi rahasia pada konferensi ilmiah di China pada 2017," demikian laporan seorang sumber seperti dikutip dari Reuters, Selasa (30/5/2023).

Menanggapi tudingan ini, pria berusia 56 tahun itu menepis tuduhan terhadapnya dan menegaskan bahwa informasi yang dipermasalahkan tidak dirahasiakan dan tersedia secara online dan bebas.

"Dia yakin dengan fakta bahwa informasi itu bukan rahasia, dan dia tidak bersalah," kata sumber lainnya yang dirahasiakan identitasnya.

Ditanya terkait tuduhan yang dihadapi para ahli di ITAM dan kasus pengkhianatan yang dikaitkan dengan China, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa pada dasarnya dinas keamanan mewaspadai kemungkinan kasus yang terkait dengan pengkhianatan terhadap negara.

"Ini adalah pekerjaan yang sangat penting. Ini terjadi terus-menerus dan hampir tidak mungkin untuk membicarakan tren apa pun di sini," tambahnya.

Kementerian luar negeri China, ketika ditanya tentang tuduhan bahwa pemerintahannya telah menargetkan ilmuwan Rusia untuk mendapatkan penelitian yang rahasia dan sensitif, mengatakan hubungan China-Rusia didasarkan pada 'non-blok, non-konfrontasi, dan non-target pihak ketiga'.

"Ini pada dasarnya berbeda dari apa yang telah disatukan oleh beberapa aliansi militer dan intelijen berdasarkan mentalitas Perang Dingin mereka," tambahnya.

Presiden Vladimir Putin berulang kali mengatakan bahwa Rusia adalah pemimpin dunia dalam teknologi rudal hipersonik, senjata mutakhir yang mampu membawa muatan hingga 10 kali kecepatan suara untuk menembus sistem pertahanan udara.

Ini bukan pertama kalinya ilmuwan ITAM menghadapi tuduhan berkhianat. Kasus-kasus ITAM, serta penangkapan sebelumnya juga terjadi diduga karena pengkhianatan. Hal ini menunjukkan bahwa Rusia waspada bisa kehilangan keunggulan teknologi apapun, termasuk saat berhadapan dengan China, sekutu yang semakin bergantung pada dukungan politik dan perdagangan sejak Rusia meluncurkan invasi ke Ukraina 15 bulan lalu.

Tahun lalu, spesialis laser Dmitry Kolker ditangkap di Siberia atas tuduhan pengkhianatan, tetapi meninggal dua hari kemudian karena kanker. Pengacaranya Alexander Fedulov mengatakan kepada Reuters pekan lalu bahwa Kolker dituduh memberikan rahasia ke China, sebuah tuduhan yang dibantah oleh keluarga ilmuwan tersebut.

Alexander Lukanin, seorang ilmuwan dari Kota Tomsk di Siberia, ditangkap pada tahun 2020 karena dicurigai memberikan rahasia teknologi ke Beijing, kantor berita negara Rusia TASS melaporkan pada saat itu. Tahun lalu, dia dijatuhi hukuman tujuh setengah tahun penjara.

Valery Mitko, seorang ilmuwan yang mengepalai Akademi Ilmu Pengetahuan Arktik di St Petersburg, juga dituduh pada tahun 2020 membocorkan rahasia ke China, tempat dia sering bepergian untuk memberikan kuliah, kata TASS saat itu. Dia meninggal dua tahun kemudian pada usia 81 tahun saat menjadi tahanan rumah.

Dengan latar belakang perang di Ukraina, parlemen Rusia menambah hukuman maksimum untuk kasus pengkhianatan dari 20 tahun penjara menjadi penjara seumur hidup. Kepala komite keamanan majelis parlemen Rusia mendukung rancangan undang-undang yang memperketat akses ke rahasia negara, dan mengatakan bahwa 48 orang Rusia telah dihukum atas tudingan pengkhianatan antara tahun 2017 hingga 2022. Kasus-kasus yang dihadapi Shiplyuk dan dua rekannya Anatoly Maslov dan Valery Zvegintsev, sangat dirahasiakan dan akan diadili secara tertutup.



Simak Video "Putin Tegaskan Rusia Tak Bentuk Aliansi Militer dengan China"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/fay)
back to top