Hubungan Elon Musk-Israel Sebelum Jadi Tamu Kehormatan Netanyahu

Jakarta -

Elon Musk bisa dibilang memiliki hubungan baik dengan Israel. Bahkan, dia menjadi tamu undangan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat pidato di Kongres AS baru-baru ini.

Meski begitu, awalnya Musk sempat bikin geger dengan cuitannya yang dianggap antisemit (prasangka atau kebencian terhadap Yahudi). Di tweet yang dia tulis pada November 2023, Musk mendukung unggahan yang menyebut bahwa orang-orang Yahudi memicu kebencian terhadap orang kulit putih. Gedung Putih bahkan menyebut tanggapannya tidak dapat diterima.

Bahkan, CEO X Linda Yaccarino sampai memberi tanggapan soal isu yang terjadi di platform yang dia pimpin.

"Pandangan X selalu sangat jelas bahwa diskriminasi oleh semua orang harus dihentikan secara menyeluruh. Menurut saya itu adalah sesuatu yang bisa dan harus kita sepakati bersama. Terkait platform X, kami juga sangat jelas menyatakan upaya memerangi antisemitisme dan diskriminasi. Tidak ada tempat untuk hal tersebut di mana pun di dunia ini. Hal ini jelek dan salah. Titik," kata Yaccarino.

Seakan untuk memperbaiki blundernya, Elon Musk lantas mengadakan pertemuan dengan PM Israel Benjamin Netanyahu pada Senin, 27 November 2023. Dia mengunjungi Kibbutz, area yang diserang Hamas pada 7 Oktober silam. Di pertemuan itu, Musk dengan tegas mendukung Israel untuk melawan Hamas di Jalur Gaza.

"Jika Anda menginginkan keamanan, perdamaian, dan kehidupan yang lebih baik bagi warga Gaza, maka Anda perlu menghancurkan Hamas. Pertama-tama Anda harus menyingkirkan rezim beracun seperti yang dilakukan di Jerman dan Jepang," kata Netanyahu.

"Tidak ada pilihan lain," jawab Musk.

Meski begitu, kunjungan Musk ternyata juga menoleh kritikan. Tak cuma dari pendukung kemerdekaan Palestina, pihak Israel pun ada yang berpikiran jelek soal kunjungan itu.

Misalnya Esther Solomon, pemimpin redaksi surat kabar Israel Haaretz. Dia dengan lantang menyebut perjalanan Musk sebagai 'kunjungan humas' dalam sebuah postingan di X.

(ask/fay)