Huawei Mulai Bangkit di Tahun 2023 Usai Masuk Daftar Hitam Dagang AS
Bisnis Huawei kembali bangkit di tahun 2023 setelah sempat tertatih-tatih usai dijatuhi sanksi oleh pemerintah Amerika Serikat. Peluncuran Huawei Mate 60 Pro series tahun lalu turut menjadi faktor pendorong.
Pendapatan Huawei pada tahun 2023 mencapai 700 miliar yuan atau sekitar Rp 1.518 triliun, naik 9% dari pendapatan sebesar 642 miliar yuan yang dilaporkan pada tahun 2022.
Huawei mengatakan kenaikan ini bisa dicapai berkat bisnis infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi yang solid serta performa bisnis divisi perangkat yang lebih baik dari perkiraan.
"Setelah kerja keras selama bertahun-tahun, kami berhasil melewati badai tersebut. Dan kini kita sudah kembali ke jalur yang benar," kata Chairman Huawei Ken Hu dalam pesan akhir tahun untuk karyawan, seperti dikutip dari Cnet, Rabu (3/1/2024).
"Kita harus menyadari bahwa perubahan di lingkungan bisnis tidak disebabkan oleh konflik geopolitik saja, tapi juga oleh siklus ekonomi global yang fluktuatif," sambungnya.
Huawei mengatakan bisnis perangkatnya di tahun 2023 berhasil mengalahkan ekspektasi. Vendor asal China ini berencana meningkatkan komitmennya di bisnis perangkatnya pada tahun 2024.
Performa positif Huawei di pasar ponsel dibantu oleh penjualan Mate 60 Pro series yang dirilis pada bulan Agustus lalu. Ponsel ini sempat menimbulkan kontroversi lantaran menggunakan chip 5G yang diduga dibuat tanpa teknologi chip AS.
Mate 60 Pro berhasil membantu Huawei menjadi vendor ponsel nomor satu di China, dan mengambil alih pangsa pasar dari Apple. Huawei bahkan dikabarkan sempat kesulitan memenuhi permintaan konsume yang tinggi untuk Mate 60 Pro.
Menurut data Counterpoint Research, pangsa pasar ponsel Huawei tumbuh dari 10% di kuartal pertama 2023 menjadi 14% di kuartal ketiga. Sementara itu, pangsa pasar Apple turun dari 20% menjadi 15% di periode yang sama.
Simak Video "Mate 60 Pro Banjir Pesanan, Huawei Kewalahan"
[Gambas:Video 20detik]
(vmp/rns)