Google Translate Resmi Ditutup di China

Google kembali menutup salah satu layanan andalannya di China. Kali ini giliran Google Translate yang dihentikan layanannya di China daratan karena minim pengguna.
Situs Google Translate untuk China daratan (translate.google.cn) kini tidak bisa diakses dan mengarahkan pengguna ke situs Google Translate di Hong Kong. Tapi situs ini tidak bisa diakses dari China daratan.
"Kami menghentikan Google Translate di China daratan karena minimnya pengguna," kata juru bicara Google dalam keterangan resminya, seperti dikutip dari CNBC, Selasa (4/10/2022).
Google memang memiliki hubungan yang rumit dengan pasar China. Ditutupnya Google Translate juga menandai akhir dari salah satu produk terakhirnya yang masih tersisa di China daratan.
Untuk diketahui, Google pertama kali hadir di China pada tahun 2006 dengan mesin pencari khusus yang menuruti aturan sensor pemerintah China. Tapi pada tahun 2010, mesin pencari Google dihentikan operasionalnya di China karena permintaan sensor yang lebih ketat.
Layanan Google lainnya yang populer, termasuk Google Maps dan Gmail, juga ikut diblokir oleh pemerintah China. Alhasil kompetitor lokal seperti Baidu dan Tencent mendominasi lanskap internet China dengan menghadirkan beragam layanan mulai dari mesin pencari sampai penerjemah.
Saat ini kehadiran Google di China terbilang sangat terbatas dibandingkan perusahaan teknologi Amerika Serikat lainnya. Beberapa perangkatnya, termasuk smartphone Pixel, diproduksi di China. Tapi Google dikabarkan akan mengalihkan sebagian produksi Pixel ke Vietnam.
Setelah absen di China sejak tahun 2010, Google pernah mencoba meluncurkan kembali mesin pencarinya di China pada tahun 2018. Tapi rencana ini dibatalkan setelah dihujani kritik dari karyawan dan politisi AS.
Perusahaan AS memang terjebak di tengah perseteruan antara pemerintah AS dan China di bidang teknologi. Yang terbaru, Nvidia mengungkap perintah pemerintah AS untuk membatasi penjualan chip kecerdasan buatan (AI) ke China.