Jelang Kiamat TV Analog Jabodetabek, 58% Warga Sudah Siap
Menjelang 'kiamat' TV analog di wilayah Jabodetabek yang kembali dimundurkan ke November mendatang, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jakarta mengungkap hasil riset terkait kesiapan masyarakat di DKI Jakarta.
Riset tersebut ditujukan untuk melihat gambaran dan peta kesiapan masyarakat DKI Jakarta menyambut penghentian siaran TV analog/analog switch off (ASO) untuk wilayah DKI Jakarta.
KPID Jakarta bekerja sama dengan 3 (tiga) Program Studi Ilmu Komunikasi dari perguruan tinggi yaitu Universitas Nasional, Universitas Pancasila serta Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta untuk melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) tersebut.
Hanya saja, responden untuk monev ini dilakukan pada Juni-Juli 2022, karena rencana awal ASO di wilayah DKI Jakarta adalah dilakukan pada 25 Agustus lalu, yang kemudian dimundurkan.
Data responden yang dihimpun diambil pada bulan Juni - Juli 2022 dengan mengambil sampel 150 responden. Dimana responden diambil dari 6 wilayah DKI Jakarta secara proporsional, yaitu masyarakat di Kota Administrasi Jakarta Pusat, Kota Administrasi Jakarta Timur, Kota Administrasi Jakarta Barat, Kota Administrasi Jakarta Utara, Kota Administrasi Jakarta Selatan serta di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.
Berdasarkan hasil Monev, Tim Peneliti menggambarkan ada 4 aspek yang menjadi sorotan utama dalam kegiatan monev ini.
Pertama adalah perilaku masyarakat DKI Jakarta dalam menonton siaran televisi. Hasil monev menunjukkan sebesar 38% masyarakat DKI Jakarta menonton televisi 2 - 3 kali dalam seminggu, dan 50% masyarakat DKI Jakarta menonton selama kurang dari 1 jam per hari.
Kedua, adalah tentang aspek pengetahuan responden mengenai siaran digital. Hasil monev menunjukkan bahwa 47,3% masyarakat DKI Jakarta telah mengetahui bahwa Indonesia saat ini sedang dalam proses digitalisasi penyiaran. Namun soal kapan ASO diselenggarakan, penggunaan STB, serta manfaat siaran digital, mayoritas masyarakat DKI Jakarta belum mengetahuinya.
Ketiga, adalah tentang aspek sikap responden mengenai siaran digital. Hasil monev menunjukkan bahwa sikap masyarakat DKI Jakarta mengenai siaran digital sebagian besar adalah positif dengan persentase sebesar 50,7%.
Aspek keempat adalah tentang kesiapan masyarakat DKI Jakarta menuju penghentian siaran analog atau Analog Switch Off (ASO). Ada beberapa indikator yang diukur yaitu kepemilikan perangkat TV Digital, kepemilikan STB, dan berlangganan televisi berbayar. Hasil monev menunjukkan bahwa 48,7% masyarakat DKI Jakarta telah memiliki perangkat TV Digital, 13,3% menyatakan telah memiliki STB, dan 9,3% menyatakan berlangganan TV Berbayar.
"Berdasarkan data tersebut didapatkan hasil bahwa 58% masyarakat DKI Jakarta memiliki kesiapan untuk menonton siaran televisi digital," jelas Koordinator Peneliti Monev Nursatyo, dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Selasa (4/9/2022).
Namun menurut anggota KPID Jakarta dan sekaligus Koordinator Program Monev serta PIC Kegiatan ASO untuk wilayah Jakarta Bambang Pamungkas, angka tersebut dinilai masih rendah, yaitu di bawah 60%.
Namun perlu diingat lagi itu adalah riset yang digelar pada Juni - Juli 2022. Bambang meyakini kalau saat ini tingkat kesiapan masyarakat DKI Jakarta sudah lebih tinggi. Terutama karena upaya sosialisasi yang terus dilakukan oleh pemerintah.
"Dengan berbagai upaya sosialisasi yang masif, angka 59% itu sudah bisa diatasi. Kalau menurut litbang Kompas angka kesiapannya sudah 70-an persen," jelas Bambang di acara yang sama.