Foto Bukti Bumi Bulat 'Blue Marble' Sudah Berumur 50 Tahun

Tanggal 7 Desember menandai peringatan 50 tahun foto ikonik Bumi yang disebut Blue Marble. Awak pesawat ruang angkasa Apollo 17 NASA mengambil foto Bumi untuk pertama kalinya, dan sejak saat itu mengubah cara kita memvisualisasikan planet tempat kita tinggal.
Diambil menggunakan kamera film Hasselblad, foto di atas adalah foto pertama yang menampilkan Bumi bulat secara menyeluruh, dan diyakini sebagai gambar yang paling banyak direproduksi sepanjang masa.
Foto ikonik ini diawali dengan melesatnya awak Apollo 17 menuju Bulan. Foto itu diambil pada jarak 29.000 kilometer dari Bumi. Misi Apollo sebelumnya juga mengambil foto Bumi, namun dalam tampilan sebagian tertutup bayangan.
Sedangkan dalam foto Blue Marble, seperti namanya, Bumi tampak bulat penuh seperti kelereng berwarna biru kehijauan di tengah bingkai, mengambang di angkasa. Foto kali ini memungkinkan kita melihat dengan jelas benua Afrika, serta lapisan es Kutub Selatan Antartika.
Dikutip dari Science Alert, foto seperti Blue Marble cukup sulit ditangkap. Untuk melihat Bumi sebagai bola dunia secara penuh yang mengambang di angkasa,pencahayaan perlu diperhitungkan dengan cermat.
Matahari harus berada tepat di belakang kamera. Astronaut Scott Kelly mengamati bahwa cara ini mungkin sulit dilakukan saat mengorbit dengan kecepatan tinggi.
Menurut ahli geografi Denis Cosgrove, foto Blue Marble seketika berdampak perubahan besar pada sebuah konvensi Barat yang melakukan pemetaan dan kartografi.
Setelah kemunculan foto Blue Marble, konvensi pemetaan memutuskan untuk menghapus graticule (gambaran grafis dari sistem koordinat sebagai kisi-kisi garis pada peta dunia). Dihapusnya graticule, merombak gambar Bumi menjadi terbebas dari praktik pemetaan yang telah dilakukan selama ratusan tahun.
Foto itu juga menempatkan benua Afrika di posisi sentral dalam peta dunia, di mana praktik pemetaan Eurosentris cenderung memperkecil skala Afrika.
Lebih jauh lagi, gambar itu kemudian menjadi simbol harmoni dan persatuan, alih-alih menjadi bukti supremasi Amerika. Pasalnya, foto Blue Marble lebih menumbuhkan rasa keterkaitan global.
Dalam bukunya yang berjudul 'Earthrise', Robert Poole menulis: "Meskipun tidak ada yang menemukan kata-kata yang tepat untuk menggambarkannya pada saat itu, 'Blue Marble' adalah sebuah manifesto fotografis untuk keadilan global."
Dalam perjalanannya, foto Blue Marble dengan cepat menjadi simbol gerakan lingkungan, dan diadopsi oleh berbagai kelompok aktivis seperti Friends of the Earth dan acara tahunan seperti Hari Bumi.
Foto itu muncul di sampul buku James Lovelock Gaia (1979), prangko, dan urutan pembukaan awal Al Gore's An Inconvenient Truth (2006).
Cara kita melihat dan memvisualisasikan Bumi telah berubah selama beberapa dekade. Dimulai pada 1990-an, NASA membuat gambar seluruh Bumi yang dimanipulasi secara digital berjudul Blue Marble: Next Generation, untuk menghormati misi Apollo 17.
Teknologi pencitraan berbasis ruang angkasa pun terus berkembang dalam kapasitasnya untuk menghasilkan detail yang mencengangkan. Sejarawan seni seperti Elizabeth A. Kessler menghubungkan generasi baru gambar yang menggambarkan kosmos ini dengan konsep filosofis tentang keagungan.
Kemajuan teknologi ini mengungkap lebih jelas pesona abadi foto tersebut dari sudut pandang tahun 2022. Namun foto pertama Bumi kita tetap menakjubkan.