• Home
  • Berita
  • Fenomena UFO Indonesia yang Luput dari Perhatian Kita

Fenomena UFO Indonesia yang Luput dari Perhatian Kita

Redaksi
Jul 01, 2023
Fenomena UFO Indonesia yang Luput dari Perhatian Kita
Jakarta -

UFO tidak hanya sekadar terbang jika mengambil terjemahan dari kata flying pada kata yang di awal tadi disebutkan. Lebih dari itu, kehadiran mereka memberi dampak pada manusia, kelompok, maupun beragam jenis masyarakat di dunia. Ada kesamaan-kesamaan kasus UFO antara yang di luar negeri dengan kasus di Indonesia.

Sering saya sampaikan bila menjadi pembicara di BETA TALKS - acara diskusi virtual yang diselenggarakan oleh BETA UFO - bahwa penampakan UFO di luar negeri dan Indonesia sebenarnya banyak kesamaan. Kesamaan yang saya maksud bisa berupa bentuk, cara bergerak/terbang maupun efek yang ditimbulkan pada manusia.

Orang bertanya, adakah fenomena UFO di Indonesia? Saya akan sampaikan dengan jelas bahwa jangankan ada, berdasarkan catatan yang kami himpun, UFO dan alien yang muncul juga bisa membawa dampak yang sama dengan UFO dan alien yang muncul di luar negeri.

Kesamaan pada bentuk

Salah satu julukan UFO yang paling sering didengar adalah flying saucer. Istilah saucer ini sebenarnya tidak mengacu pada bentuk. Kenneth Arnold, pilot yang pertama kali membuat laporan UFO menjadi viral di tahun 1947-mengatakan bahwa sembilan obyek yang ia lihat nampak seperti piring (saucer) yang dilemparkan di atas permukaan air sehingga memantul.

Namun, wartawan yang meliput kesaksiannya melakukan kesalahan redaksional dengan mengatakan Kenneth Arnold melihat objek piring terbang (flying saucer) yang seolah mengisyaratkan benda yang dilihat berbentuk cakram bukan mengacu pada sifat terbang.

Menurut R Dwinanto, pakar UFO dari BETA UFO pada penulis, setelah heboh salah redaksional, justru UFO-UFO yang dilaporkan oleh masyarakat (setelah laporan Arnold) adalah yang berbentuk cakram.

UFO berbentuk cakram juga ditemui di Indonesia. Seperti halnya UFO yang melayang di Ciamis, pada Januari tahun 1979. Benda tersebut juga terlihat di Gunung Tanjung. Demikian juga BETA UFO pernah mewawancarai seorang lelaki yang bernama Topaz, yang pada tahun 1980-an di Jakarta Selatan pernah melihat UFO berbentuk cakram yang berhenti sejenak di atas rumahnya sebelum benda itu menaikkan sudut dan melesat.

Uniknya bentuk UFO yang dilaporkan Topaz, rupanya punya kesamaan dengan yang dilihat oleh Kapten Jack Adam pada 31 Maret 1950. Yaitu UFO berbentuk cakram dengan bulatan-bulatan di bagian bawahnya.

Kesamaan bentuk alien

Bila di luar negeri sering diberitakan encounter (pertemuan) antara manusia dengan alien bertubuh kecil dan berkepala besar, atau alien dengan pakaian seragam tertentu, di Indonesia pun sebenarnya sama saja.

Ada laporan dari pria berinisial G, misalnya, yang melihat tiga alien kecil dengan sinar terang di kepalanya. Ukuran ketiga makhluk itu juga memiliki tinggi di bawah gagang pintu.

Lain cerita dengan alien yang berbadan tinggi. Di Semarang, seorang saksi mata berjumpa dengan makhluk humanoid berpakaian gelap muncul dari balik kabut. Humanoid ini meski berpakaian serba hitam dan wajah yang tak terlihat, tapi tubuhnya berpendar. Makhluk misterius ini kemudian berlari ke arah penerangan jalan dan mematikan lampu-lampu.

Makhluk ini kemudian kembali di titik yang sama saat dia muncul kemudian menghilang. Wujud humanoid aneh ini seperti yang pernah dialami saksi mata dari Italia, Isidoro Ferri yang melihat humanoid dengan ciri-ciri serupa pada tahun 1984.

Sebuah encounter yang luput dari perhatian

Diceritakan terdapat sebuah objek misterius yang mendarat di kaldera Tengger (padang pasir vulkanik) yang mengelilingi kawah gunung Tengger, Jawa Timur pada tahun 1964. Tahun 1964 di Surabaya juga tersiar adanya peristiwa penembakan yang dilakukan para tentara di Surabaya terhadap UFO yang melintas.

UFO yang muncul di kaldera Tengger tiba-tiba mengeluarkan sinar beraneka warna. Sinar tersebut langsung menyorot ke masayarakat Tengger yang saat itu mengadakan acara upacara Kasada.

Sontak sinar misterius dari UFO yang misterius itu membuat tubuh masyarakat yang terkena dampak sinarnya menjadi lumpuh.

Hal itu memicu ketakutan yang luar di masyarakat Tengger yang saat itu melakukan upacara. Warga setempat sampai mengira hadirnya UFO yang menyorot sinar warna warni itu sebagai pertanda buruk atau pertanda akan adanya kejadian bencana seperti di tahun 1918 sebelum munculnya kolera, juga yang terjadi di tahun 1948 sebelum munculnya agresi militer Belanda, kemudian tahun 1957 sebelum adanya pemberontakan di luar Jawa dan peristiwa buruk sebelum G30S di tahun 1965.

Kesamaan-kesamaan inilah yang membuat masyarakat awam luput menilai fenomena UFO yang ada di Indonesia. Fenomena ini dinilai tidak mungkin terjadi di negara ini, lantaran adanya anggapan bahwa UFO hanya muncul di luar negeri. Jadi, bila ada yang mengatakan UFO pernah ada di Indonesia dan ada orang lain yang tidak percaya akan adanya fakta tersebut, bisa jadi mereka berpikir UFO bila ada dan nyata, hanya muncul di negara yang amat maju.



Simak Video "Penampakan UFO di Langit Kolombia Viral, Aslikah?"
[Gambas:Video 20detik]
(fay/fay)
back to top