Es dari Greenland Mau Diekspor ke Dubai

Sebuah startup di Greenland punya ide untuk mengumpulkan es yang belum tersentuh dari Arktik dan mengirimkannya ke Dubai untuk dinikmati di bar koktail mewah. Bagaimana caranya?
Sebagian orang akan mengatakan ide ini sungguh nekat dan berpotensi menjadi bencana lingkungan yang terjadi secara perlahan. Namun startup bernama Arctic Ice tersebut menegaskan bahwa bisnisnya bertujuan untuk melindungi lingkungan sambil mendukung komunitas lokal di Greenland.
Arctic Ice mengklaim es yang akan dikirim akan diambil dari gletser asli Greenland. Tes laboratorium kemudian akan dilakukan untuk memastikan es tersebut aman untuk dikonsumsi dan memiliki kualitas yang diinginkan, sebelum dikemas secara khusus dan dikirim ke Dubai melalui transit internasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan tersebut menyatakan akan memilih kapal yang netral karbon di masa depan. Untuk mendukung idenya tersebut, Arctic Ice mengatakan bahwa Greenland akan lebih banyak mengimpor ketimbang mengekspor, sehingga es batu tersebut diangkut melalui kapal kargo yang hampir kosong yang kembali ke Eropa setelah mengirimkan barang ke Greenland.
Setelah es tersebut tiba di Uni Emirat Arab, tampaknya es tersebut akan menjalani pengujian lebih lanjut dan kontrol kualitas. Terakhir, es akan dikirim ke bar-bar yang masuk dalam daftar 'kelas A' dan restoran premium untuk dikonsumsi sebagai minuman dingin.
"Es yang dikirim Arctic Ice bersumber langsung dari gletser alami di Arktik yang telah membeku selama lebih dari 100 ribu tahun. Bagian lapisan es ini belum pernah bersentuhan dengan tanah apa pun atau terkontaminasi oleh polutan yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Hal ini menjadikan es tersebut sebagai H2O terbersih di Bumi," kata Arctic Ice seperti dikutip dari situs resminya.
Mereka juga telah menghasilkan beberapa video promosi apik yang diposting di akun media sosialnya untuk menjelaskan bisnisnya.
Kekhawatiran Merusak Lingkungan
Startup ini langsung menarik perhatian di media sosial. Di forum Reddit misalnya, para Redditor tampaknya kurang menyambut baik rencana perusahaan tersebut.
Netizen menggambarkannya sebagai upaya percepatan perubahan iklim. Laporan media lain mengenai berita ini pun mendapat beragam komentar, ada yang menyebut proyek ini tidak penting hingga menjuluki Arctic Ice penghancur peradaban.
Industri perkapalan mengeluarkan sekitar 3% emisi gas rumah kaca global dan angka tersebut meningkat pesat, diperkirakan akan meningkat hingga 130% dari tingkat emisi tahun 2008 pada tahun 2050.
Oleh karena itu, seperti dikutip dari IFL Science, Jumat (12/1/2024) publik pemerhati lingkungan mempermasalahkan ide pengiriman es dari satu wilayah ke wilayah lain dunia.
Saking anehnya ide ini, banyak juga yang mengira ini hanya gimmick marketing agar viral, untuk memparodikan bagaimana kapitalisme begitu bebas mengobarkan api yang makin menyulut krisis iklim.
Namun berdasarkan catatan bisnis Denmark, menunjukkan bahwa perusahaan tersebut legal dan sungguhan akan beroperasi. Arctic Ice bahkan telah memposting lowongan kerja di LinkedIn untuk mencari manajer penjualan di Dubai.
Arctic Ice juga sebenarnya bukan yang pertama punya ide ini. Pada awal abad ke-19, pengusaha asal Boston, Amerika Serikat, Frederic Tudor, menghasilkan banyak uang dengan mengirimkan es dari danau-danau di New England ke Karibia untuk dinikmati oleh orang-orang kaya dalam koktail mereka.
Sosok yang dijuluki Ice King Tudor ini akhirnya mendalangi perdagangan es internasional di Amerika Selatan, Eropa, dan Asia. Namun, perlu diketahui bahwa di zaman itu freezer belum ditemukan dan manusia belum menyadari betapa aktivitas industri dapat merusak lingkungan alami Bumi.
Simak Video "Lapisan Es Antartika Hilang 40% dalam Kurun Waktu 25 Tahun"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/fay)