• Home
  • Berita
  • Dikira Punah, Tikus Tanah Emas Muncul Lagi

Dikira Punah, Tikus Tanah Emas Muncul Lagi

Redaksi
Feb 12, 2025
Dikira Punah, Tikus Tanah Emas Muncul Lagi
Jakarta -

De Winton's golden mole atau tikus tanah De Winton dikenal sulit ditangkap. Hewan ini diyakini telah punah selama hampir 90 tahun. Namun tiba-tiba saja hewan ini terdeteksi lagi keberadaannya di Afrika Selatan.

Penemuan kembali ini telah menantang persepsi tentang kelangsungan hidup spesies tersebut dan membawa metode inovatif ke dalam ilmu konservasi.

De Winton's golden mole (Cryptochloris wintoni) adalah spesies mamalia dalam keluarga Chrysochloridae. Ia adalah endemik Afrika Selatan dan habitat aslinya adalah semak kering subtropis, vegetasi semak tipe Mediterania, dan pantai berpasir. Hewan ini terancam pengrusakan habitat dan masuk kategori 'sangat terancam punah'.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pencarian dan Penemuan

Perjalanan untuk menemukan tikus tanah emas De Winton, makhluk yang terakhir tercatat pada 1936, melibatkan pengejaran tanpa henti oleh para peneliti dari Endangered Wildlife Trust (EWT) dan University of Pretoria.

Mengutip laporan CBS News, kelompok penelitian tersebut melintasi hingga 18 kilometer habitat bukit pasir setiap hari, menggunakan anjing Border Collie pendeteksi bau bernama Jessie, untuk menemukan terowongan tikus tanah di bawah pasir pantai Port Nolloth.

ADVERTISEMENT

Mereka juga memanfaatkan teknik revolusioner dalam konservasi satwa liar. Aspek terobosan dari penemuan ini adalah penggunaan sampel DNA lingkungan (eDNA), termasuk kulit, rambut, dan ekskresi tubuh, yang ditemukan di dalam tanah. Teknik ini merupakan yang pertama dalam jenisnya untuk pencarian semacam itu, dan penting dalam mengonfirmasi keberadaan ti8kus tanah emas De Winton tanpa melihat hewan itu secara fisik.

Terancam Punah

"Meskipun banyak orang meragukan bahwa tikus emas De Winton masih ada di luar sana, saya yakin spesies itu belum punah," kata Cobus Theron, manajer konservasi senior untuk EWT.

Ia mayakini bahwa yang dibutuhkan dalam pencarian dan penelitian ini hanyalah metode deteksi yang tepat, waktu yang tepat, dan tim yang bersemangat untuk menemukannya.

"Saya pikir sungguh fantastis bahwa pada 2023 kita masih dapat menemukan kembali spesies. Semua cerita kita tentang konservasi adalah malapetaka dan kesuraman. Di sini kita memiliki kesempatan untuk mengatakan bahwa, sebenarnya, ada peluang untuk membuat perubahan," ujarnya.

Pentingnya Penemuan Kembali Spesies

Penemuan kembali tikus tanah emas De Winton, yang dikategorikan sebagai spesies yang sangat terancam punah, bukan hanya sebuah kemenangan ilmiah, tetapi juga simbol harapan. Penemuan ini menantang narasi suram tentang kepunahan spesies dan menunjukkan bahwa dengan teknik inovatif dan upaya yang sungguh-sungguh, spesies yang hilang dapat ditemukan.

"Mereka tidak membiarkan bukit pasir tak terjamah dan sekarang menjadi mungkin untuk melindungi area tempat tinggal tikus tanah yang terancam dan langka ini," kata ahlim konservasi Christina Biggs.

Ia menambahkan bahwa peran DNA lingkungan dalam pencarian ini adalah studi kasus tentang bagaimana teknologi canggih tersebut dapat digunakan untuk menemukan spesies lain yang hilang.

Meskipun ada perkembangan positif ini, tikus tanah emas De Winton tetap terancam. Habitat mereka, terutama ekosistem bukit pasir di dekat pantai, menghadapi ancaman dari pertambangan dan pembangunan perumahan. Melindungi area ini kini lebih penting dari sebelumnya untuk memastikan kelangsungan hidup spesies langka ini.

Implikasi Lebih Luas dalam Konservasi

Penemuan ini bukan hanya tentang satu spesies, merupakan potensi yang lebih luas untuk konservasi satwa liar. Keberhasilan penggunaan eDNA membuka jalan bagi penerapan teknik serupa dalam pencarian spesies lain yang hilang.

Penemuan kembali tikus tanah emas De Winton merupakan peristiwa penting dalam konservasi. Peristiwa ini menyoroti ketahanan alam dan kekuatan kecerdikan manusia dalam melindungi keanekaragaman hayati planet kita. Saat kita merayakan pencapaian ini, kita juga diingatkan tentang kebutuhan berkelanjutan untuk berinovasi dan bertahan dalam menghadapi tantangan lingkungan.



Axolotl, Salamander Naga Air yang Terancam Punah

Axolotl, Salamander Naga Air yang Terancam Punah


(rns/rns)
back to top