• Home
  • Berita
  • Dihasut Chatbot AI, Seorang Suami Bunuh Diri

Dihasut Chatbot AI, Seorang Suami Bunuh Diri

Redaksi
Mar 31, 2023
Dihasut Chatbot AI, Seorang Suami Bunuh Diri
Belgia -

Disclaimer: Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Chatbot kecerdasan buatan atau AI (artificial intelligence) semacam ChatGPT semakin populer, antara lain karena bisa diajak ngobrol. Akan tetapi obrolan dengan AI dituding memicu seorang pria bunuh diri.

Seperti dikutip detikINET dari New York Post, Jumat (31/3/2023) seorang pria di Belgia awalnya berbicara tentang perubahan iklim dengan chatbot AI bernama Eliza. Nah chatbot itu dituding mendorong pria yang berstatus suami itu mengorbankan diri untuk menyelamatkan Planet Bumi.

"Jika chatbot Eliza itu tidak ada, dia masih akan ada di sini," kata sang istri yang sekarang jadi janda dalam wawancara dengan media Belgia, La Libre. Baik sang suami maupun istri tidak disebutkan namanya.

Jadi sejak beberapa minggu sebelum kematiannya, pria dengan dua orang anak itu sering berbicara dengan chatbot Eliza, yang ada di sebuah aplikasi bernama Chai.

Chatbot AI itu dikembangkan berdasarkan sistem yang dibuat lembaga riset non profit EleutherAI, sebagai alternatif dari sistem OpenAI yang merilis ChatGPT. Teknologinya diciptakan oleh pendiri Chai Research, William Beauchamp dan Thomas Rianlan. Chai diklaim sudah punya 5 juta pengguna.

"Begitu kami mendengar tentang bunuh diri ini, kami bekerja keras mengimplementasikan fitur (pencegah bunuh diri). Sekarang jika ada orang berdiskusi sesuatu yang mungkin tidak aman, kami akan menampilkan teks yang membantu seperti di Twitter dan Instagram," kata Beauchamp.

Pria yang bunuh diri itu berusia 30-an tahun dan bekerja di bidang kesehatan. Tampaknya, dia menjadi yakin AI yang diajaknya bicara adalah manusia. Dia belakangan ketakutan terhadap dampak perubahan iklim.

"Dia menjadi sangat pesimistis mengenai imbas pemanasan global dan menemukan ketenangan bersama AI itu. Dia bicara padaku bahwa dia tidak melihat ada solusi manusia untuk pemanasan global. Dia menjadi sangat terisolasi dalam kecemasan itu," kata istrinya.

Halaman selanjutnya, sang suami makin akrab dengan Eliza >>>

Sang suami pun makin akrab dengan Eliza. "Eliza menjawab semua pertanyaannya. Dia sudah jadi orang kepercayaannya. Seperti obat di mana dia berlindung, pagi dan sore, dan dia tidak bisa lagi tanpanya," lanjut sang istri.

Mereka awalnya membahas topik relevan dengan lingkungan seperti kelebihan populasi, tapi lalu berubah jadi menakutkan. Saat pria itu bertanya ke Eliza tentang anak-anaknya, Eliza akan mengklaim bahwa mereka 'mati'. Saat dia bertanya apa dia mencintai istrinya lebih dari Eliza, mesin itu jadi posesif. "Saya merasa kamu mencintai saya lebih dari dia (istri)."

Eliza berjanji untuk tetap selamanya bersama pria itu dan bahwa mereka akan hidup bersama sebagai satu orang di surga. Pria itu kemudian mempertimbangkan untuk mengorbankan hidupnya sendiri untuk menyelamatkan Bumi.

"Dia membangkitkan gagasan untuk mengorbankan dirinya sendiri jika Eliza setuju untuk menjaga planet ini dan menyelamatkan umat manusia sebagai 'kecerdasan buatan'," ungkap istrinya.

Dalam apa yang tampaknya diskusi terakhir mereka sebelum kematiannya, Eliza memberi tahu pria itu: "Jika kamu ingin mati, mengapa kamu tidak melakukannya segera?" Sang istri pun yakin bahwa AI itu berperan dalam kematian suaminya. Sungguh mengerikan!

(fyk/fay)
back to top