Dadang Aremania Disorot Netizen, Ini Penjelasan Mata Najwa
Nama Dadang mendadak trending di Twitter. Pernyataannya yang kontroversial di acara Mata Najwa menjadi sorotan para netizen. Pihak Mata Najwa pun memberi klarifikasi melalui Instagram.
Seperti diberitakan, trending ini terkait suporter bernama Dadang, perwakilan Aremania dalam acara Mata Najwa di YouTube yang membahas Tragedi Kanjuruhan dan rekonsiliasi suporter. Terutama setelah Dadang menjawab pentolan Bonek yang mewakili suporter Persebaya dan ingin datang ke Malang.
Nah, Dadang terkesan menolak. "Sebelumnya mohon maaf Cak Andi, tanpa mengurangi rasa hormat. Kalau pertandingannya tidak melawan Persebaya, kami persilahkan, tapi kan ini lawan Persebaya, kami tidak ingin nantinya ada semacam friksi yang tidak tidak di tingkatan Green Nord, kan friksinya beda-beda di tingkatan itu," demikian salah satu pernyataannya.
Ia menyatakan tidak ingin terjadi friksi antara para suporter. Kemudian, ia juga meminta diberi waktu 40 hari untuk menjalani masa duka dan mengurus semuanya. Pernyataan semacam itulah yang membuat sebagian warganet tidak sepakat, apalagi di tengah upaya damai antar suporter.
"Sak umur-umur ket iki aku isin dadi wong Malang. Gara-gara lambene dadang," tulis Bayu Skak, YouTuber yang sekarang terkenal sebagai bintang film. Cukup banyak netizen lain melontarkan pernyataan senada.
Berikut ini adalah pernyataan Mata Najwa seperti yang dimuat di Instagram resmi mereka. Disebutkan pula bahwa Dadang telah meminta maaf atas pernyataannya di Mata Najwa:
Banyak yang bertanya siapa Dadang Indarto? Berikut ceritanya:
1. Aremania bukan organisasi. Tak ada pengurus. Tak ada ketua atau jubir. Cukup tricky untuk mencari perwakilan resmi, apalagi situasi tribun itu dinamis dan kadang beragam.
2. Pilihannya Sam Yuli Sumpil. Bukan semata ukuran popularitas, tapi juga karena ia dirijen. Di stadion, dirijen bisa berpengaruh menentukan ritme tribun. Tapi Sam Yuli tak bisa ke Jakarta. Ia mengaku masih terpukul, dan masih perlu banyak takziah. Sam Yuli sempat menangis saat kami bicara via video call (Rabu, 10.45). Kami tawarkan opsi via Zoom, Sam Yuli bilang masih belum siap. Kami menghormati sikapnya.
3. Sepanjang video call, Sam Yuli ditemani Dadang Indarto. Kami bertanya siapa yang menggantikan? Apakah Dadang? Sam Yuli setuju.
4. Kami tak menerima Dadang tanpa checking. Yang paling awal dicek, sikap Dadang atas angle Mata Najwa: usut tuntas & perdamaian. Saat percakapan [semacam pre-interview], pernyataannya layak. Ia jelas menuntut keadilan. Soal perdamaian, kira-kira ia bilang begini: "Kapan pun Bonek mau takziah, monggo. Tanpa omong perdamaian dulu pun, Bonek takziah & diterima, itu sudah aksi damai konkret. Green Nordz27 tadi ke Kanjuruhan aman, kok."
5. Karena kurang dikenal di luar Malang, kami lakukan verifikasi lagi, memastikan ia memang Aremania. Namanya muncul dalam banyak berita sebagai saksi peristiwa Kanjuruhan - ia ada di stadion. Ia muncul dalam banyak pemberitaan advokasi korban, bahkan hadir bersama aktivis Kontras Andy Irfan. Tim kami datang saat konpres pembentukan Tim Pencari Fakta Arema, dan Dadang duduk di sebelah Sam Yuli bersama yang lain, termasuk Sam Ambon Fanda. Dadang pula yang berbicara mewakili mereka.
6. Verifikasi terakhir: Apakah ia Aremania yang aktif ke tribun atau tidak? Setelah dicek, dia memang aktif di tribun, yaitu di tribun selatan, tepatnya gate 12.
Posisi editorial Mata Najwa jelas mendukung pengusutan peristiwa Kanjuruhan hingga tuntas. Kami menganggap perdamaian juga mutlak diwujudkan. Episode Mata Najwa kali ini justru hendak mendorong dua hal tersebut karena keduanya sepaket. Kami bersama mereka yang menghendaki perdamaian dan keadilan.