• Home
  • Berita
  • China Resmi Larang Ekspor Teknologi Pengolahan Tanah Jarang

China Resmi Larang Ekspor Teknologi Pengolahan Tanah Jarang

Redaksi
Dec 23, 2023
China Resmi Larang Ekspor Teknologi Pengolahan Tanah Jarang
Jakarta -

Pemerintah China resmi melarang ekspor teknologi ekstrak elemen Tanah Jarang. Langkah ini merupakan kebijakan lanjutan setelah sebelumnya ekspor tanah jarang berada dalam pengawasan yang sangat ketat oleh Pemerintah China.

Kebijakan ini berlaku mulai Kamis (20/12/2023) seperti dilansir detikINET dari Reuters. Larangan ekspor teknologi pengolahan tanah jarang dianggap sebagai upaya China dalam melindungi hegemoni teknologi dan industri logam strategis mereka.

Perlu diketahui, China merupakan negara yang menyumbang 70% produksi pengolahan tanah jarang pada 2022. Elemen ini merupakan gabungan dari 17 elemen yaitu lantanum, cerium, praseodymium, neodymium, promethium, samarium, europium, gadolinium, terbium, dysprosium, holmium, erbium, thulium, ytterbium, lutetium, skandium, yttrium.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seluruh elemen yang terdapat pada tanah jarang merupakan bahan penting dalam industri rudal, sistem senjata, kendaraan listrik sampai chip semikonduktor pada smartphone. Dalam hal ini, Amerika Serikat (AS) merupakan pengimpor utama tanah jarang dari China.

Sebaran tanah jarang sebenarnya sangat melimpah, namun konsentrasinya sangat rendah karena bercampur dengan unsur lain seperti uranium dan thorium. Maka dari itu, proses ekstraksi tajnah arang cukup sulit dilakukan dan dapat menghasilkan limbah beracun.

Saat ini, China menyimpan 44 juta ton tanah jarang yang setara dengan 34% cadangan tanah jarang di dunia. Pada Juli lalu, China juga membatasi ekspor dua unsur yang ada dalam tanah jarang yaitu galium dan germanium. Kedua unsur tersebut merupakan bahan yang penting dalam industri chip semikonduktor.

John LaForge, Kepala Strategi Aset di Wells Fargo Investment Institute AS mengatakan, jika China membatasi ekspor tanah jarang, hal itu dapat melukai AS.

"Kami mengalami kesulitan melihat bagaimana China dapat membatasi ekspor tanah jarang pada konsumen, barang-barang yang diproduksi di dalam China dan barang-barang dikonsumsi secara global," ungkap LaForge Juli lalu.

China juga tercatat pernah menahan ekspor tanah jarang ke Jepang pada 2010 akibat sengketa kepulauan Senkaku. Hal itu membuat Jepang mengurangi ketergantungan mereka terhadap tanah jarang dari China sejak 2018.

AS juga tercatat sudah mengurangi persentase ketergantungan mereka terhadap tanah jarang dari 80% di tahun 2014 sampai 2017 menjadi 74% sejak 2018 hingga 2021.

*Artikel ini ditulis oleh Argya D. Maheswara, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.



Simak Video "China Bangun Laboratorium Fisika Bawah Tanah Sedalam 2.400 Meter"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/rns)
back to top